Telkom dukung merger XL-Axis

Jum'at, 13 Desember 2013 - 09:20 WIB
Telkom dukung merger XL-Axis
Telkom dukung merger XL-Axis
A A A
Sindonews.com - Direktur Utama PT Telkom Indonesia Arief Yahya menyambut baik proses merger PT XL Axiata Tbk (XL) dan PT Axis Telekom Indonesia (Axis). Menurut Arief, proses merger antara operator di dalam negeri memang sebuah keniscayaan.

“Merger itu adalah suatu keniscayaan, pasti dilakukan. Di seluruh dunia, operator keempat itu tidak ada yang pernah besar. Jadi nature operator itu hanya ada tiga,” ujar Arief usai meraih penghargaan Marketeer of the Year 2013 dari Markplus Inc di Jakarta, Kamis (12/12/2013) malam.

Arief mengatakan, dibanding sejumlah negara lain, jumlah operator di Indonesia jauh lebih banyak. Saat ini, jumlah operator di Indonesia lebih dari 10 operator. China dengan penduduk lebih dari 1 miliar dan India dengan penduduk sekitar 700 juta orang, hanya memiliki tidak lebih dari 4 operator. Amerika Serikat juga ada tiga operator, pun demikian dengan Australia juga tiga perusahaan.

Dengan jumlah operator telekomunikasi selular lebih dari 10 perusahaan, berpengaruh pada kualitas layanan yang makin menurun. Menurut Arief, pelajaran dari proses merger XL dan Axis ini akan terjadi di Indonesia cepat atau lambat.

“Konsolidasi baik untuk industri. Selanjutnya bisa kami tebak, hal ini akan sama dilakukan oleh operator lain,” ujar Arief.

Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Alex J. Sinaga mengatakan, XL mengakuisisi Axis merupakan sesuatu yang alami.

"Itu hal yang biasa karena dari pemerintah kan tidak ada trigger ke sana (konsolidasi). Padahal kalau kita mau 12 operator menuju jumlah ideal itu, semua harus men-trigger," kata Alex.

Menurut Alex, jika melihat kondisi demografi, geografi dan layanan baru yang tersedia, ruang untuk bertumbuh di industri seluler nasional masih besar.

"Idealnya operator di Indonesia itu jumlahnya lima. Kalau masalah untuk bersaing, ruangnya masih besar. Tahun depan kita optimistis industri seluler nasional tumbuh 7-8 persen. Tahun ini tumbuhnya 8 persen," papar dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6575 seconds (0.1#10.140)