Indo Straits bidik pendapatan tumbuh 10% di 2014
A
A
A
Sindonews.com - PT Indo Straits Tbk (PTIS) menargetkan pendapatan 2014 tumbuh 8-10 persen dari estimasi pendapatan sepanjang tahun ini sebesar USD37 juta atau menjadi USD39,96 juta-40,7 juta.
"Kita berhati-hati dalam menargetkan pendapatan. Kami juga akan melihat perkembangan market tahun depan. Tapi kita harapkan tumbuh 8 persen sampai 10 persen," kata Komisaris PT Indo Straits Dwi Suseno dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (13/12/2013).
Adanya pertumbuhan pendapatan secara otomatis akan mendongkrak laba bersih perseroan di tahun depan. Dia mengharapkan, kenaikan laba bersih sama seperti pendapatan, yakni sekitar 10 persen.
"Kalau pendapatan naik sekitar 10 persen, kami juga perkirakan laba bersih naik 10 persen juga," ujar dia.
Sementara hingga penghujung tahun ini, persreoan memperoyeksikan pendapatan akan menysut sekitar 16,2 persen menjadi menjadi USD37,66 juta dari realisasi tahun lalu senilai USD44,93 juta. Sedangkan laba bersih turun 2 persen menjadi Rp4 juta dari USD4,08 juta pada tahun lalu.
Turunnya kinerja tersebut lantaran menurunnya harga dan permintaan batu bara di pasar internasional, sehingga mempengaruhi lini bisnis jasa logistik kelautan perseroan.
"Kita berhati-hati dalam menargetkan pendapatan. Kami juga akan melihat perkembangan market tahun depan. Tapi kita harapkan tumbuh 8 persen sampai 10 persen," kata Komisaris PT Indo Straits Dwi Suseno dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (13/12/2013).
Adanya pertumbuhan pendapatan secara otomatis akan mendongkrak laba bersih perseroan di tahun depan. Dia mengharapkan, kenaikan laba bersih sama seperti pendapatan, yakni sekitar 10 persen.
"Kalau pendapatan naik sekitar 10 persen, kami juga perkirakan laba bersih naik 10 persen juga," ujar dia.
Sementara hingga penghujung tahun ini, persreoan memperoyeksikan pendapatan akan menysut sekitar 16,2 persen menjadi menjadi USD37,66 juta dari realisasi tahun lalu senilai USD44,93 juta. Sedangkan laba bersih turun 2 persen menjadi Rp4 juta dari USD4,08 juta pada tahun lalu.
Turunnya kinerja tersebut lantaran menurunnya harga dan permintaan batu bara di pasar internasional, sehingga mempengaruhi lini bisnis jasa logistik kelautan perseroan.
(rna)