Bank BJB akan kendalikan DPK tahun depan
A
A
A
Sindonews.com - Bank BJB berencana akan mengendalikan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada 2014 seiring kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan BI Rate menjadi 7,5 persen. Bank BJB akan lebih menggenjot pertumbuhan tabungan/dana murah.
Direktur Utama Bank BJB, Bien Subiantoro mengatakan, tahun depan Bank BJB akan fokus mengarap dana murah, sejalan terus ditingkatkannya BI Rate menjadi 7,5 persen. Sementara, komposisi dana mahal (deposito) Bank BJB masih mendominasi DPK Bank BJB. Dari sekitar Rp52 triliun DPK Bank BJB, Rp10 triliun tabungan, Rp15 triliun giro, dan sisanya deposito.
"Seiring BI Rate yang terus naik, pertumbuhan DPK 2014 harus lebih di rem. Pertumbuhannya kami harapkan tidak lebih dari 20 persen," ungkap Bien, Senin (16/12/2013).
Menurutnya, kenaikan BI Rate berpeluang memperlambat penyaluran kredit. Tingginya serapan tabungan dikhawatirkan menaikkan dana mengendap di perbankan.
Menyinggung rencana pengembangan jaringan kantor cabang, Bien menegaskan, tahun depan pihaknya hanya berencana menambah kantor kas. Sedangkan ekspansi kantor cabang, akan sedikit di tahan. Opsi yang diambil Bank BJB yaitu memaksmalkan jaringan atau kantor-kantor cabang yang sudah ada dan tersebar di 14 provinsi.
"Kalau ekspansi kantor cabang mungkin tidak. Kita fokus menggenjot kinerja kantor cabang yang sudah eksisting. Hanya saja, kantor cabang yang assetnya melebihi Rp3 triliun, akan kami pecah," jelas dia.
Upaya Bank BJB menahan penambahan kantor, karena kondisi ekonomi makro yang belum stabil. Menurutnya, kondisi ekonomi makro pada 2014 masih cukup berat. "Jadi, bukan waktu yang tepat untuk melakukan ekspansi seperti yang kami lakukan tahun-tahun sebelumnya," pungkas Bien.
Direktur Utama Bank BJB, Bien Subiantoro mengatakan, tahun depan Bank BJB akan fokus mengarap dana murah, sejalan terus ditingkatkannya BI Rate menjadi 7,5 persen. Sementara, komposisi dana mahal (deposito) Bank BJB masih mendominasi DPK Bank BJB. Dari sekitar Rp52 triliun DPK Bank BJB, Rp10 triliun tabungan, Rp15 triliun giro, dan sisanya deposito.
"Seiring BI Rate yang terus naik, pertumbuhan DPK 2014 harus lebih di rem. Pertumbuhannya kami harapkan tidak lebih dari 20 persen," ungkap Bien, Senin (16/12/2013).
Menurutnya, kenaikan BI Rate berpeluang memperlambat penyaluran kredit. Tingginya serapan tabungan dikhawatirkan menaikkan dana mengendap di perbankan.
Menyinggung rencana pengembangan jaringan kantor cabang, Bien menegaskan, tahun depan pihaknya hanya berencana menambah kantor kas. Sedangkan ekspansi kantor cabang, akan sedikit di tahan. Opsi yang diambil Bank BJB yaitu memaksmalkan jaringan atau kantor-kantor cabang yang sudah ada dan tersebar di 14 provinsi.
"Kalau ekspansi kantor cabang mungkin tidak. Kita fokus menggenjot kinerja kantor cabang yang sudah eksisting. Hanya saja, kantor cabang yang assetnya melebihi Rp3 triliun, akan kami pecah," jelas dia.
Upaya Bank BJB menahan penambahan kantor, karena kondisi ekonomi makro yang belum stabil. Menurutnya, kondisi ekonomi makro pada 2014 masih cukup berat. "Jadi, bukan waktu yang tepat untuk melakukan ekspansi seperti yang kami lakukan tahun-tahun sebelumnya," pungkas Bien.
(izz)