DPR minta Dahlan konsisten pecat direksi PT BKI lain
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Komisi VI DPR RI Airlangga Sutarto meminta Menteri BUMN Dahlan Iskan konsisten dalam kasus pemecatan direksi yang terjadi terhadap direktur utama, serta direktur keuangan dan SDM PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
“Dahlan harus konsisten jangan dua direksi saja yang dipecat, tapi kempat direksi harus dipecat semua. Karena mereka saling melapor main golf. Ini sudah tidak sehat sesama direksi. Bukan hanya BKI, tapi larangan main golf harus diberlakukan semua jajaran direksi BUMN,” ujar Airlangga dalam siaran persnya yang dilansir Sindonews, Senin (23/12/2013).
Menurut Airlangga, para direksi ini tidak pantas bermain golf pada saat kerja. Sebagai perusahaan pelat merah BKI harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. “Jangan sampai masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan BUMN ini," katanya.
Airlangga juga menyarankan pada Kementerian BUMN sebagai pengganti direksi diisi oleh pejabat karier BKI yang masih muda-muda untuk menempatkan posisi direksi. “Kalau masih mudakan, masih enerjik dan pekerja keras. Mereka lebih tahu seluk beluk bisnis di BKI sendiri,” terangnya.
Berdasarkan bukti keterlibatan main golf, bukan hanya Direktur Keuangan dan SDM Anang Sundana, tetapi tiga direksi lainnya Dirut BKI, Direktur Tekhnik, Direktur Pengembangan Usaha, didampingi sejumlah staf BKI turut bermain golf di lapangan golf Renbow Hill, kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, pada 6 Agustus 2013. Dewan komisaris yang berfungsi selaku wakil pemegang saham dan membina direksi BKI, sama-sama bermain golf. Anehnya, tidak disentuh Dahlan.
Kendati demikian, mantan Dirut PLN ini mengingatkan bahwa hal itu bukan berarti dua direksi lainnya yang masih menjabat lepas dari pengawasan. "Nanti kalau yang dua lainnya ada bukti, ya pasti akan kita ganti juga," tegas Dahlan.
Eks Direktur Keuangan dan SDM Anang Sundana mengungkapkan jika masalahnya adalah bermain golf , Direktur Teknik dan Direktur Marketing yang juga bermain golf pada hari kerja, tepatnya pada 15 Agustus 2013. "Bukti asli reservasi (sewa tempat golf) sudah saya serahkan pada asisten deputi Kementerian BUMN yang membina BKI. Kalau saya diberhentikan karena ini, harus fair dong, yang lain juga harus diberhentikan. Harus setara," ujar Anang.
Dia menuturkan, bahwa itu merupakan rangkaian acara PT BKI di Lido, Sukabumi, Jawa Barat, yang membahas tentang peluang-peluang bisnis target 2014, pada 2 Desember-5 Desember lalu. BUMN ini untuk diketahui, bergerak di bidang klasifikasi kapal, jasa inspeksi, dan konsultasi teknis kemaritiman. Akhir acara ditutup dengan rangkaian bermain golf bersama jajaran direksi dan pegawai di BKI.
"Saya waktu itu di Lido, kebetulan dimulai dari rangkaian rapat konsolidasi bidang non klasifikasi di Lido dari hari Senin sampai dengan Kamis ada surat tugasnya di perusahaan. Ditutup dengan rangkaian golf pada 5 Desember pagi. Waktu itu membahas peluang-peluang bisnis target 2014," beber Anang.
Serikat Pekerja BKI mengusulkan ke Menteri BUMN Dahlan Iskan agar perusahaan dipimpin oleh orang-orang BKI atau yang memahami badan klasifikasi kapal. “Orang-orang BKI yang berkarier berpuluh tahun selama ini berarti tidak dianggap oleh BUMN. Bagaimana mau meningkatkan pendapatan perusahaan kalau bergejolak terus,” tandasnya.
“Dahlan harus konsisten jangan dua direksi saja yang dipecat, tapi kempat direksi harus dipecat semua. Karena mereka saling melapor main golf. Ini sudah tidak sehat sesama direksi. Bukan hanya BKI, tapi larangan main golf harus diberlakukan semua jajaran direksi BUMN,” ujar Airlangga dalam siaran persnya yang dilansir Sindonews, Senin (23/12/2013).
Menurut Airlangga, para direksi ini tidak pantas bermain golf pada saat kerja. Sebagai perusahaan pelat merah BKI harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. “Jangan sampai masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan BUMN ini," katanya.
Airlangga juga menyarankan pada Kementerian BUMN sebagai pengganti direksi diisi oleh pejabat karier BKI yang masih muda-muda untuk menempatkan posisi direksi. “Kalau masih mudakan, masih enerjik dan pekerja keras. Mereka lebih tahu seluk beluk bisnis di BKI sendiri,” terangnya.
Berdasarkan bukti keterlibatan main golf, bukan hanya Direktur Keuangan dan SDM Anang Sundana, tetapi tiga direksi lainnya Dirut BKI, Direktur Tekhnik, Direktur Pengembangan Usaha, didampingi sejumlah staf BKI turut bermain golf di lapangan golf Renbow Hill, kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, pada 6 Agustus 2013. Dewan komisaris yang berfungsi selaku wakil pemegang saham dan membina direksi BKI, sama-sama bermain golf. Anehnya, tidak disentuh Dahlan.
Kendati demikian, mantan Dirut PLN ini mengingatkan bahwa hal itu bukan berarti dua direksi lainnya yang masih menjabat lepas dari pengawasan. "Nanti kalau yang dua lainnya ada bukti, ya pasti akan kita ganti juga," tegas Dahlan.
Eks Direktur Keuangan dan SDM Anang Sundana mengungkapkan jika masalahnya adalah bermain golf , Direktur Teknik dan Direktur Marketing yang juga bermain golf pada hari kerja, tepatnya pada 15 Agustus 2013. "Bukti asli reservasi (sewa tempat golf) sudah saya serahkan pada asisten deputi Kementerian BUMN yang membina BKI. Kalau saya diberhentikan karena ini, harus fair dong, yang lain juga harus diberhentikan. Harus setara," ujar Anang.
Dia menuturkan, bahwa itu merupakan rangkaian acara PT BKI di Lido, Sukabumi, Jawa Barat, yang membahas tentang peluang-peluang bisnis target 2014, pada 2 Desember-5 Desember lalu. BUMN ini untuk diketahui, bergerak di bidang klasifikasi kapal, jasa inspeksi, dan konsultasi teknis kemaritiman. Akhir acara ditutup dengan rangkaian bermain golf bersama jajaran direksi dan pegawai di BKI.
"Saya waktu itu di Lido, kebetulan dimulai dari rangkaian rapat konsolidasi bidang non klasifikasi di Lido dari hari Senin sampai dengan Kamis ada surat tugasnya di perusahaan. Ditutup dengan rangkaian golf pada 5 Desember pagi. Waktu itu membahas peluang-peluang bisnis target 2014," beber Anang.
Serikat Pekerja BKI mengusulkan ke Menteri BUMN Dahlan Iskan agar perusahaan dipimpin oleh orang-orang BKI atau yang memahami badan klasifikasi kapal. “Orang-orang BKI yang berkarier berpuluh tahun selama ini berarti tidak dianggap oleh BUMN. Bagaimana mau meningkatkan pendapatan perusahaan kalau bergejolak terus,” tandasnya.
(dmd)