Industri non migas RI 2013 naik tajam
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Perindustrian (Menperin), MS Hidayat mengatakan, bahwa pertumbuhan industri non migas alami kenaikan yang relatif tajam tahun ini.
Dia memaparkan, secara kumulatif hingga triwulan III/2013, sektor industri pengolahan mencatat pertumbuhan sebesar 5,55 persen. Di mana industri pengolahan non migas mencapai pertumbuhan sebesar 6,22 persen dibanding tahun lalu, sedang industri migas mengalami kontraksi sekitar 3,32 persen.
"Pertumbuhan industri non migas yang relatif cukup tinggi selama tiga triwulan pertama 2013 tersebut tentu merupakan kinerja menggembirakan," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (23/12/2013).
Adapun perincian pertumbuhan industri olahan non pangan antara lain, industri makanan, minuman dan tembakau mengalami pertumbuhan sebesar 3,45 persen, industri tekstil, barang kulit dan alas kaki tumbuh 6,02 persen. Kmeudian, industri barang kayu dan hasil hutan tumbuh 8,20 persen, industri kertas dan barang cetakan tumbuh 3,74 persen.
Selain itu, industri pupuk, kimia dan barang dari karet tumbuh 3,66 persen, industri semen dan barang galian bukan logam tumbuh 2,80 persen, industri logam dasar besi dan baja tumbuh 10,3 persen, industri alat angkut, mesin dan peralatannya tumbuh 10,04 persen.
Sementara, dari sisi ekspor, produk olahan kelapa sawit menyumbang nilai ekspor paling besar mencapai USD16,53 miliar, pengolahan karet sebesar USD8,19 miliar, tekstil USD10,61 miliar, besi baja, mesin-mesin dan otomotif USD12,22 miliar, eletronika USD7,21 miliar, pengolahan tembaga, timah dan lain-lain USD3,99 miliar.
Kemudian, kimia dasar menyumbangkan sebesar USD4,1 miliar, pulp dan kertas USD4,66 miliar, makanan dan minuman USD4,26 miliar, pengolahan kayu USD3,86 miliar. Kulit, barang kulit dan alas kaki sebesar USD3,22 miliar dan alat-alat listrik USD2,68 miliar.
Secara total, ekspor produk industri pada periode Januari hingga Oktober 2013 mencapai USD93,23 miliar dengan memberikan kontribusi sebesar 62,29 persen dari total ekspor nasional.
Sementara, dari sisi impor industri non migas hingga Oktober 2013, industri besi baja, mesin-mesin dan otomotif menjadi nilai impor paling besar mencapai USD46 miliar, elektornika USD13,9 miliar, kimia dasar USD13,8 miliar.
Makanan dan minuman sebesar USD4,8 miliar, tekstil USD5,9 miliar, alat-alat listrik USD3,5 miliar, pulp dan kertas USD2,7 miliar, pupuk USD1,6 miliar, barang-barang kimia USD2,4 miliar. Untuk makanan ternak sebesar USD2,5 miliar, pengolahan tembaga, timah dan lain-lain USD1,8 miliar serta pengolahan aluminium USD1,5 miliar.
Dia memaparkan, secara kumulatif hingga triwulan III/2013, sektor industri pengolahan mencatat pertumbuhan sebesar 5,55 persen. Di mana industri pengolahan non migas mencapai pertumbuhan sebesar 6,22 persen dibanding tahun lalu, sedang industri migas mengalami kontraksi sekitar 3,32 persen.
"Pertumbuhan industri non migas yang relatif cukup tinggi selama tiga triwulan pertama 2013 tersebut tentu merupakan kinerja menggembirakan," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (23/12/2013).
Adapun perincian pertumbuhan industri olahan non pangan antara lain, industri makanan, minuman dan tembakau mengalami pertumbuhan sebesar 3,45 persen, industri tekstil, barang kulit dan alas kaki tumbuh 6,02 persen. Kmeudian, industri barang kayu dan hasil hutan tumbuh 8,20 persen, industri kertas dan barang cetakan tumbuh 3,74 persen.
Selain itu, industri pupuk, kimia dan barang dari karet tumbuh 3,66 persen, industri semen dan barang galian bukan logam tumbuh 2,80 persen, industri logam dasar besi dan baja tumbuh 10,3 persen, industri alat angkut, mesin dan peralatannya tumbuh 10,04 persen.
Sementara, dari sisi ekspor, produk olahan kelapa sawit menyumbang nilai ekspor paling besar mencapai USD16,53 miliar, pengolahan karet sebesar USD8,19 miliar, tekstil USD10,61 miliar, besi baja, mesin-mesin dan otomotif USD12,22 miliar, eletronika USD7,21 miliar, pengolahan tembaga, timah dan lain-lain USD3,99 miliar.
Kemudian, kimia dasar menyumbangkan sebesar USD4,1 miliar, pulp dan kertas USD4,66 miliar, makanan dan minuman USD4,26 miliar, pengolahan kayu USD3,86 miliar. Kulit, barang kulit dan alas kaki sebesar USD3,22 miliar dan alat-alat listrik USD2,68 miliar.
Secara total, ekspor produk industri pada periode Januari hingga Oktober 2013 mencapai USD93,23 miliar dengan memberikan kontribusi sebesar 62,29 persen dari total ekspor nasional.
Sementara, dari sisi impor industri non migas hingga Oktober 2013, industri besi baja, mesin-mesin dan otomotif menjadi nilai impor paling besar mencapai USD46 miliar, elektornika USD13,9 miliar, kimia dasar USD13,8 miliar.
Makanan dan minuman sebesar USD4,8 miliar, tekstil USD5,9 miliar, alat-alat listrik USD3,5 miliar, pulp dan kertas USD2,7 miliar, pupuk USD1,6 miliar, barang-barang kimia USD2,4 miliar. Untuk makanan ternak sebesar USD2,5 miliar, pengolahan tembaga, timah dan lain-lain USD1,8 miliar serta pengolahan aluminium USD1,5 miliar.
(izz)