BRI targetkan fee base income dari layanan investasi Rp70 M
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan meningkatkan pendapatan berbasis biaya (fee based income) dari layanan investasinya. Perseroan menargetkan pendapatan 2014 sebesar Rp70 miliar atau naik 30 persen dari 2013 sebesar Rp50 miliar.
Kepala Desk Investasi dan Jasa Pasar Modal BBRI, Henri mengatakan, perseroan mengandalkan layanan kustodian yang saat ini memiliki dana kelolaan Rp100 triliun. Layanan kustodian merupakan jasa penitipan aset dan settlement atas efek di pasar modal.
Dari layanan ini telah menghasilkan pendapatan Rp35 miliar. "Jasa kustodian ditargetkan tumbuh 30 persen baik secara kelolaan ataupun dalam fee based income. Ini juga akan memacu pertumbuhan dana pihak ketiga, walaupun belum signifikan," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Kamis (26/12/2013).
Dia mengatakan, layanan bank kustodian masih memiliki potensi besar tahun depan dengan adanya BPJS Kesehatan. Suntikan dana dari pemerintah diyakini akan membutuhkan tempat investasi pada bank kustodian. Selain itu perseroan juga akan menggenjot nasabah reksa dana yang saat ini hanya ada dua yaitu MNC Asset Managament dan Kresna Asset Management.
Sementara, saat ini perseroan juga telah melayani lima manajemen investasi sebagai agen penjualan produk reksa dananya. "Baru ada dua asset management yang menggunakan jasa kustodian. Tahun depan akan kami tingkatkan nasabah reksa dana. Walaupun nasabah konvensional seperti dana pensiun atau asuransi masih sangat besar," ujarnya
Henri menjelaskan, terdapat dua macam nasabah kustodian yaitu konvensional dan reksadana. Saat ini porsi mayoritas dikuasai penitipan biasa seperti dapen, asuransi, atau yayasan kesejahteraaan pegawai. Pengembangan nasabah reksa dana akan lebih menguntungkan karena lebih besar dalam rate pendapatannya.
Untuk nasabah konvensional memiliki rate 0,02 persen, sedangkan nasabah reksa dana sebesar 0,2 persen. Perseroan memiliki empat layanan dalam produk investasi, yaitu jasa kustodian, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), agen penjual reksa dana, dan wali amanat dalam penerbitan obligasi.
Kepala Desk Investasi dan Jasa Pasar Modal BBRI, Henri mengatakan, perseroan mengandalkan layanan kustodian yang saat ini memiliki dana kelolaan Rp100 triliun. Layanan kustodian merupakan jasa penitipan aset dan settlement atas efek di pasar modal.
Dari layanan ini telah menghasilkan pendapatan Rp35 miliar. "Jasa kustodian ditargetkan tumbuh 30 persen baik secara kelolaan ataupun dalam fee based income. Ini juga akan memacu pertumbuhan dana pihak ketiga, walaupun belum signifikan," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Kamis (26/12/2013).
Dia mengatakan, layanan bank kustodian masih memiliki potensi besar tahun depan dengan adanya BPJS Kesehatan. Suntikan dana dari pemerintah diyakini akan membutuhkan tempat investasi pada bank kustodian. Selain itu perseroan juga akan menggenjot nasabah reksa dana yang saat ini hanya ada dua yaitu MNC Asset Managament dan Kresna Asset Management.
Sementara, saat ini perseroan juga telah melayani lima manajemen investasi sebagai agen penjualan produk reksa dananya. "Baru ada dua asset management yang menggunakan jasa kustodian. Tahun depan akan kami tingkatkan nasabah reksa dana. Walaupun nasabah konvensional seperti dana pensiun atau asuransi masih sangat besar," ujarnya
Henri menjelaskan, terdapat dua macam nasabah kustodian yaitu konvensional dan reksadana. Saat ini porsi mayoritas dikuasai penitipan biasa seperti dapen, asuransi, atau yayasan kesejahteraaan pegawai. Pengembangan nasabah reksa dana akan lebih menguntungkan karena lebih besar dalam rate pendapatannya.
Untuk nasabah konvensional memiliki rate 0,02 persen, sedangkan nasabah reksa dana sebesar 0,2 persen. Perseroan memiliki empat layanan dalam produk investasi, yaitu jasa kustodian, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), agen penjual reksa dana, dan wali amanat dalam penerbitan obligasi.
(izz)