Harga elpiji 3 kg di pasaran ikut naik

Jum'at, 03 Januari 2014 - 10:41 WIB
Harga elpiji 3 kg di...
Harga elpiji 3 kg di pasaran ikut naik
A A A
Sindonews.com - Kado pahit diterima masyarakat memasuki awal 2014. Di mana sejak 1 Januari 2014, PT Pertamina menaikkan harga elpiji kemasan 12 kg sebesar Rp47.508 per tabung di tingkat konsumen.

Sudah bisa ditebak, kondisi ini akan terjadi migrasi penggunaan tabung 12 kg ke tabung bersubsidi, yakni elpij 3 kg. Alhasil 'si melon' alias tabung elpiji 3 kg ikut-ikutan naik sekitar Rp18.000 sampai Rp20.000 per tabung.

Kondisi ini membuat masyarakat menjerit. Salah satunya Rosliani pemilik warung di kawasan Jatiwaringin, Bekasi, yang terkejut dengan keputusan pemerintah menaikkan harga elpiji 12 kg.

"Saya enggak tahu mau naik. Sebelum tahun baru masih beli di agen yang 3 kg Rp14.500 dan 12 kg masih modal Rp75 ribu per tabung. Aneh saja kok orang pada beli yang 3 kg serempak?" Kata Rosliani, Jumat (3/1/2014).

Dia mengaku terpaksa menaikkan harga jual elpiji 3 kg menjadi Rp18.000 per tabung dan untuk elpiji 12 kg menjadi Rp140 ribu per tabung, mengingat dari agen untuk ukuran 3 kg sudah mencapai Rp15.500 dan tabung 12 kg sudah Rp130 ribu per tabung.

Saat ini, stok elpiji miliknya pun berkurang dari sebelumnya 15 tabung, kini tinggal sisa tiga tabung. "Untuk yang 12 kg belum habis, masih sisa tiga tabung, kemungkinan masyarakat masih ada persediaan karena membelinya memang sebelum tutup tahun" katanya.

Sementara, pengecer/pemilik warung di kawasan Kebantenan, Semper Timur, Jakarta Utara, Pudji juga mengaku kaget adanya kenaikan harga elpiji.

"Saya belum belanja (dari agen) sejak 28 desember 2013 sampai sekarang. Kemarin saya sempat jual ukuran 3 Kg di harga normal Rp16.000, kok tetangga saya pada beli dadakan?" ujarnya.

Untuk mengantisipasi peningkatan pembelian, meski belum membeli di agen dengan terpaksa dirinya menaikkan harga elpiji 3 kg menjadi Rp17 ribu per tabung.

"Kalau tidak di naikkan saya kan enggak ada modal untuk membeli ke agen? Tapi di warung saya enggak jualan yang tabung 12 kg," ujarnya.

Dia mengkhawatirkan elpiji kembali langka di pasaran. Migrasi pengguna 12 kg ke 3 kg sudah sering terjadi. Sementara stok dari PT Pertamina tidak mencukupi akibat tingginya permintaan dari masyarakat.

Keputusan menaikkan harga elpiji 12 kg merupakan tindak lanjut atas rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menyatakan Pertamina menanggung kerugian atas bisnis elpiji non subsidi Rp7,73 triliun sejak 2001 sampai Oktober 2012. Hal ini menimbulkan kerugian negara.

"Ah saya mah enggak ngerti alasan dan itung-itungan Pertamina, mereka yang rugi kok kita yang nanggung?" ujar Rosliani.
(izz)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6001 seconds (0.1#10.140)