Harga elpiji 12 kg melambung hingga Rp200 ribu
A
A
A
Sindonews.com - Kebijakan pemerintah menaikkan harga gas elpiji ukuran 12 kg sangat memukul masyarakat di daerah. Sebagai bukti, harga elpiji 12 kg di Kabupaten Pengkep dan Spermonde, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) melambung tinggi hingga Rp200 ribu. Demikian pula, harga elpiji ukuran 3 kg turut naik.
Menurut salah seorang warga di Kepulauan Kalmas, Kabupaten Pangkep, Suriansyah, harga elpiji ukuran 12 kg di kampung halamannya dari Rp120 ribu per tabung, kini menjadi Rp200 ribu.
Dia menyebutkan, akibat elpiji ukuran 12 kg naik, harga gas ukuran 3 kg juga mengalami lonjakan. Harga gas melon yang dulunya hanya Rp18 ribu, kini naik menjadi Rp25 ribu per tabung. Penyebabnya adalah tidak ada pasokan elpiji ke pulau-pulau tersebut.
Dia berharap pemerintah memperhatikan pasokan gas elpiji bagi warga di sejumlah kepulauan. Selama ini pemerintah hanya terfokus memikirkan nasib masyarakat di Jawa dan beberapa daerah besar. Sementara rakyat di wilayah terpencil tidak terperhatikan.
Seperti diketahui, Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg per 1 Januari 2014, pukul 00.00 WIB. Karena tidak ada sosialisasi, banyak warga yang kaget termasuk pedagang. Kondisi ini menyebabkan terjadi gejolak harga di berbagai daerah.
Menurut salah seorang warga di Kepulauan Kalmas, Kabupaten Pangkep, Suriansyah, harga elpiji ukuran 12 kg di kampung halamannya dari Rp120 ribu per tabung, kini menjadi Rp200 ribu.
Dia menyebutkan, akibat elpiji ukuran 12 kg naik, harga gas ukuran 3 kg juga mengalami lonjakan. Harga gas melon yang dulunya hanya Rp18 ribu, kini naik menjadi Rp25 ribu per tabung. Penyebabnya adalah tidak ada pasokan elpiji ke pulau-pulau tersebut.
Dia berharap pemerintah memperhatikan pasokan gas elpiji bagi warga di sejumlah kepulauan. Selama ini pemerintah hanya terfokus memikirkan nasib masyarakat di Jawa dan beberapa daerah besar. Sementara rakyat di wilayah terpencil tidak terperhatikan.
Seperti diketahui, Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg per 1 Januari 2014, pukul 00.00 WIB. Karena tidak ada sosialisasi, banyak warga yang kaget termasuk pedagang. Kondisi ini menyebabkan terjadi gejolak harga di berbagai daerah.
(dmd)