Bepergian antar kota Jawa, sebaiknya naik kereta
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat penerbangan Alvin Lie menyarankan, ketimbang menggunakan Bandara Halim Perdanakusuma sebagai bandara komersil untuk mengurangi kepadatan Soekarno Hatta, sebaiknya memaksimalkan transportasi kereta api.
Pertama, mengintensifkan pembangunan jalur kereta double track Jakarta-Surabaya untuk mengurangi penggunaan moda pesawat terbang bagi masyarakat yang ingin bepergian antar kota di puau Jawa.
"Naik pesawat Jakarta-Semarang itu hanya 45 menit, tapi ditambah check ini dan persiapan di bandara dan segala macam bisa mencapai 4 jam. Ini bisa dikurangi kalau mereka dapat menggunakan kereta yang perjalanannya lancar," jelas Alvin ketika dihubungi Sindonews, Rabu (8/1/2014).
Selain itu, dia menyarankan agar dilakukan intensifikasi bandara Soekarno Hatta seperti memperbaiki Air Traffic Controller (ATC) dengan memperbarui peralatan-peralatan penunjangnya. "Karena sudah ketinggalan zaman mayoritas peralatannya," lanjut Alvin.
Dia juga tidak sepakat dengan menambah (membangun) bandara lain di wilayah Jabodetabek. Pasalnya lalu lintas pesawat di langit wilayah ini sudah sangat ramai.
"Saya setuju kalau dibangunnya di Majalengka seperti yang diwacanakan oleh pemerintah kemarin-kemarin," tandas Alvin.
Sebelumnya diberitakan, Alvin Lie menyebut Bandara Halim Perdanakusuma tidak menguntungkan sebagai bandara komersial untuk mengurangi beban Bandara Soekarno-Hatta.
Pasalnya, proses migrasi SDM, teknologi, logistik, serta teknis tidak sebanding dengan jatah (slot) penerbangan yang disediakan di bandara yang terletak di Jakarta Timur tersebut.
"Alokasi yang diberikan untuk penerbangan komersial hanya empat sampai lima penerbangan setiap jamnya. Jelas, ini tidak akan menguntungkan," ujarnya.
Dia juga meminta agar pemerintah dan PT Angkasa Pura II tidak menjadikan Halim sebagai bandara komersial permanen untuk lalu lintas masyarakat yang menggunakan transportasi udara.
"Halim itu untuk komersial sifatnya emergency. Istilahnya genset saja bagi penerbangan komersial di Jakarta," tutur Alvin.
Selain itu, kata dia, trafik penerbangan komersial Bandara Halim akan terganggu karena akan bertabrakan dengan fungsi utama bandara tersebut untuk Angkatan Udara dan VVIP.
"Ini yang ke depannya malah akan mengganggu penerbanagn komersial dari Bandara Halim," ujarnya.
Pertama, mengintensifkan pembangunan jalur kereta double track Jakarta-Surabaya untuk mengurangi penggunaan moda pesawat terbang bagi masyarakat yang ingin bepergian antar kota di puau Jawa.
"Naik pesawat Jakarta-Semarang itu hanya 45 menit, tapi ditambah check ini dan persiapan di bandara dan segala macam bisa mencapai 4 jam. Ini bisa dikurangi kalau mereka dapat menggunakan kereta yang perjalanannya lancar," jelas Alvin ketika dihubungi Sindonews, Rabu (8/1/2014).
Selain itu, dia menyarankan agar dilakukan intensifikasi bandara Soekarno Hatta seperti memperbaiki Air Traffic Controller (ATC) dengan memperbarui peralatan-peralatan penunjangnya. "Karena sudah ketinggalan zaman mayoritas peralatannya," lanjut Alvin.
Dia juga tidak sepakat dengan menambah (membangun) bandara lain di wilayah Jabodetabek. Pasalnya lalu lintas pesawat di langit wilayah ini sudah sangat ramai.
"Saya setuju kalau dibangunnya di Majalengka seperti yang diwacanakan oleh pemerintah kemarin-kemarin," tandas Alvin.
Sebelumnya diberitakan, Alvin Lie menyebut Bandara Halim Perdanakusuma tidak menguntungkan sebagai bandara komersial untuk mengurangi beban Bandara Soekarno-Hatta.
Pasalnya, proses migrasi SDM, teknologi, logistik, serta teknis tidak sebanding dengan jatah (slot) penerbangan yang disediakan di bandara yang terletak di Jakarta Timur tersebut.
"Alokasi yang diberikan untuk penerbangan komersial hanya empat sampai lima penerbangan setiap jamnya. Jelas, ini tidak akan menguntungkan," ujarnya.
Dia juga meminta agar pemerintah dan PT Angkasa Pura II tidak menjadikan Halim sebagai bandara komersial permanen untuk lalu lintas masyarakat yang menggunakan transportasi udara.
"Halim itu untuk komersial sifatnya emergency. Istilahnya genset saja bagi penerbangan komersial di Jakarta," tutur Alvin.
Selain itu, kata dia, trafik penerbangan komersial Bandara Halim akan terganggu karena akan bertabrakan dengan fungsi utama bandara tersebut untuk Angkatan Udara dan VVIP.
"Ini yang ke depannya malah akan mengganggu penerbanagn komersial dari Bandara Halim," ujarnya.
(gpr)