Bank Muamalat gaet koperasi tambang di Sumbawa Barat
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Muamalat Tbk akan meningkatkan layanan cash management service (CMS) dengan menggendeng Koperasi Jasa Pertambangan Bumi Pariri di Sumbawa Barat. Perseroan menargetkan akan menambah 10 ribu kartu ATM bagi para penambang emas untuk melakukan transaksi.
Direktur Bisnis Korporasi Bank Muamalat, Luluk Mahfudah mengatakan, penyediaan fasilitas layanan perbankan secara maksimal sangat penting untuk meningkatkan jumlah nasabah. Saat ini anggota koperasi yang merupakan penambang emas mencapai tujuh orang.
Namun, masih akan bertambah dari para panambang ilegal yang akan diperkerjakan sebanyak tiga ribu orang. "Totalnya bisa mencapai 10 ribu penambang yang akan memiliki kartu ATM kami. Untuk itu kami akan tambah lima mesin ATM lagi, sehingga menjadi tujuh ATM kalau diperlukan untuk kemudahan transaksi," ujar Luluk saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (10/1/2014).
Menurutnya, daerah tersebut sangat potensial dengan nilai transaksi dalam setahun bisa mencapai Rp2,5 triliun. Ke depan perseroan juga akan mengembangkan kerja sama dengan koperasi lainnya untuk meningkatkan pendapatan berbasis biaya (fee based income/FBI) dari layanan CMS.
"Saat ini CMS sifatnya masih promosi karena baru dari tahun lalu, sehingga kontribusi pendapatannya masih kecil. Namun tahun ini kita targetkan bisa meningkatkan dua kali lipat," katanya.
Dia menjelaskan, layanan CMS yang dioperasikan oleh koperasi untuk mengakomodir transaksi perbankan oleh koperasi dan anggotanya. CMS merupakan fasilitas internet banking yang disediakan khusus untuk nasabah korporasi (non perorangan) untuk mengelola dana nasabah dan mengurangi idle fund.
Sehingga, transaksi lebih baik berupa transfer dana ataupun pembayaran tagihan cek mutasi rekening rekonsiliasi data keuangan secara real time. Serta dapat digunakan untuk manajemen arus kas perusahaan.
"Saat ini kami memiliki 708 korporasi pengguna aplikasi CMS dengan saldo rata-rata pengguna sebesar Rp1,3 miliar atau sekitar Rp1,5 triliun totalnya," ungkap Luluk.
Sementara, Ketua Koperasi Jasa Pertambangan Bumi Pariri Mustapa mengatakan, kerja sama dengan Bank Muamalat sebagai keinginan untuk menggunakan bank syariah. Dari tujuh ribu penambang tersebut sekitar 20 persen merupakan warga asli Sumbawa Barat. Sedangkan selebihnya dari Tasikmalaya, Manado, dan Gorontalo.
Dari tujuh ribu tersebut masih akan ditambah lagi menjadi 10 ribu dari penambang liar yang akan akan dipekerjakan. Masyarakat di sana sangat membutuhkan layanan transaksi elektronik seperti ATM.
Sebelumnya, kebutuhan uang tunai bisa mencapai Rp40 miliar hingga Rp50 miliar per pekan. "Namun sekarang dengan elektronic banking sangat membantu. Karena selain memudahkan juga menghindari dari kejahatan semacam perampokan. Mesin ATM tersebar di lima kecamatan wilayah konsesi," ujar Mustapa dalam kesempatan yang sama.
Direktur Bisnis Korporasi Bank Muamalat, Luluk Mahfudah mengatakan, penyediaan fasilitas layanan perbankan secara maksimal sangat penting untuk meningkatkan jumlah nasabah. Saat ini anggota koperasi yang merupakan penambang emas mencapai tujuh orang.
Namun, masih akan bertambah dari para panambang ilegal yang akan diperkerjakan sebanyak tiga ribu orang. "Totalnya bisa mencapai 10 ribu penambang yang akan memiliki kartu ATM kami. Untuk itu kami akan tambah lima mesin ATM lagi, sehingga menjadi tujuh ATM kalau diperlukan untuk kemudahan transaksi," ujar Luluk saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (10/1/2014).
Menurutnya, daerah tersebut sangat potensial dengan nilai transaksi dalam setahun bisa mencapai Rp2,5 triliun. Ke depan perseroan juga akan mengembangkan kerja sama dengan koperasi lainnya untuk meningkatkan pendapatan berbasis biaya (fee based income/FBI) dari layanan CMS.
"Saat ini CMS sifatnya masih promosi karena baru dari tahun lalu, sehingga kontribusi pendapatannya masih kecil. Namun tahun ini kita targetkan bisa meningkatkan dua kali lipat," katanya.
Dia menjelaskan, layanan CMS yang dioperasikan oleh koperasi untuk mengakomodir transaksi perbankan oleh koperasi dan anggotanya. CMS merupakan fasilitas internet banking yang disediakan khusus untuk nasabah korporasi (non perorangan) untuk mengelola dana nasabah dan mengurangi idle fund.
Sehingga, transaksi lebih baik berupa transfer dana ataupun pembayaran tagihan cek mutasi rekening rekonsiliasi data keuangan secara real time. Serta dapat digunakan untuk manajemen arus kas perusahaan.
"Saat ini kami memiliki 708 korporasi pengguna aplikasi CMS dengan saldo rata-rata pengguna sebesar Rp1,3 miliar atau sekitar Rp1,5 triliun totalnya," ungkap Luluk.
Sementara, Ketua Koperasi Jasa Pertambangan Bumi Pariri Mustapa mengatakan, kerja sama dengan Bank Muamalat sebagai keinginan untuk menggunakan bank syariah. Dari tujuh ribu penambang tersebut sekitar 20 persen merupakan warga asli Sumbawa Barat. Sedangkan selebihnya dari Tasikmalaya, Manado, dan Gorontalo.
Dari tujuh ribu tersebut masih akan ditambah lagi menjadi 10 ribu dari penambang liar yang akan akan dipekerjakan. Masyarakat di sana sangat membutuhkan layanan transaksi elektronik seperti ATM.
Sebelumnya, kebutuhan uang tunai bisa mencapai Rp40 miliar hingga Rp50 miliar per pekan. "Namun sekarang dengan elektronic banking sangat membantu. Karena selain memudahkan juga menghindari dari kejahatan semacam perampokan. Mesin ATM tersebar di lima kecamatan wilayah konsesi," ujar Mustapa dalam kesempatan yang sama.
(izz)