Pengamat: Hasil RUPLSB BUMI berbahaya
A
A
A
Sindonews.com - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bakal melunasi utang sebesar USD1,35 miliar kepada China Investment Corporation (CIC) setelah pemegang saham menyetujui agenda pertama dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLSB).
Komisaris Utama BUMI, Suryo Bambang Sulisto mengatakan, dalam rapat telah berlangsung para pemegang saham menyetujui untuk membayar utang kepada pihak CIC.
"Keputusan sesuai agenda rapat yang disetujui poin pertama yang penuhi kuorum. Agenda pertama konversi pinjaman (menjadi saham) dengan demikian beban bunga akan berkurang signifikan. Intinya seperti itu," kata Suryo saat ditemui seusai RUPLSB Bumi Resources di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (10/1/2013).
Namun, Analis Asjaya Indosurya Securities, Wiliam Suryawijaya mengatakan, keputusan tersebut justru berbahaya bagi perusahaan dan pemegang saham.
Pasalnya, dengan konversi pinjaman menjadi saham tersebut, maka sebagian hak kepemilikan perusahaan turut berpindah kepada pihak pemberi utang. Artinya, kepemilikan manajemen atas perusahaan menjadi semakin lemah.
"Biarpun yang dikonversi cuma jadi 10 persen saham misalnya, itu tetap berbahaya bagi perusahaan. Karena kepemilikan perusahaan semakin lemah," kata Wili saat dihubungi Sindonews, Jumat (10/1/2014).
Seperti diketahui, RUPSLB kali ini hanya dihadiri oleh pemegang saham sebesar 33,4. Yang artinya hanya sah untuk dapat membahas agenda pertama saja yang disyaratkan sebesar 33,3 persen.
"Yang hadir 33,4 persen tipis banget. Namanya sudah kuorum jadi sudah disetujui, yang hadir disini mayoritas lokal investor," imbuh Suryo.
Dia mengatakan, untuk agenda kedua dan ketiga tidak mencapai kuorum dan selanjutnya akan melakukan rapat dengan direksi serta melaporkan kepada pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Mudah-mudahan setelah ini BUMI akan baik, yang penting beban bunga menurun," pungkasnya.
Komisaris Utama BUMI, Suryo Bambang Sulisto mengatakan, dalam rapat telah berlangsung para pemegang saham menyetujui untuk membayar utang kepada pihak CIC.
"Keputusan sesuai agenda rapat yang disetujui poin pertama yang penuhi kuorum. Agenda pertama konversi pinjaman (menjadi saham) dengan demikian beban bunga akan berkurang signifikan. Intinya seperti itu," kata Suryo saat ditemui seusai RUPLSB Bumi Resources di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (10/1/2013).
Namun, Analis Asjaya Indosurya Securities, Wiliam Suryawijaya mengatakan, keputusan tersebut justru berbahaya bagi perusahaan dan pemegang saham.
Pasalnya, dengan konversi pinjaman menjadi saham tersebut, maka sebagian hak kepemilikan perusahaan turut berpindah kepada pihak pemberi utang. Artinya, kepemilikan manajemen atas perusahaan menjadi semakin lemah.
"Biarpun yang dikonversi cuma jadi 10 persen saham misalnya, itu tetap berbahaya bagi perusahaan. Karena kepemilikan perusahaan semakin lemah," kata Wili saat dihubungi Sindonews, Jumat (10/1/2014).
Seperti diketahui, RUPSLB kali ini hanya dihadiri oleh pemegang saham sebesar 33,4. Yang artinya hanya sah untuk dapat membahas agenda pertama saja yang disyaratkan sebesar 33,3 persen.
"Yang hadir 33,4 persen tipis banget. Namanya sudah kuorum jadi sudah disetujui, yang hadir disini mayoritas lokal investor," imbuh Suryo.
Dia mengatakan, untuk agenda kedua dan ketiga tidak mencapai kuorum dan selanjutnya akan melakukan rapat dengan direksi serta melaporkan kepada pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Mudah-mudahan setelah ini BUMI akan baik, yang penting beban bunga menurun," pungkasnya.
(izz)