Harga minyak di perdagangan Asia bervariasi
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini bervariasi (mixed), menanggapi prospek kembalinya pasokan Iran setelah kesepakatan (bersejarah) mengekang program nuklir Teheran yang disengketakan mulai 20 Januari mendatang.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, naik satu sen menjadi USD91,81 per barel pada perdagangan pertengahan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari, turun tujuh sen berdiri di angka USD106,68 per brel.
Berdasarkan kesepakatan awal pada November lalu, Iran setuju untuk menahan sebagian program nuklirnya selama enam bulan dalam pertukaran bantuan sederhana dari sanksi internasional dan janji yang diberikan P5+1 (Inggris, China, Perancis, Rusia, Amerika Serikat, plus Jerman) untuk tidak menjatuhkan sanksi baru terhadap mereka.
Hal ini memberikan kedua belah pihak waktu dengan solusi yang lebih komprehensif. Di mana Teheran telah dikenakan sanksi internasional menyakitkan yang ditujukan untuk mengakhiri program nuklir Iran, yang dituduh Barat akan digunakan untuk mengembangkan senjata. Namun, Iran membantah tudingan tersebut.
Menurut data Administrasi Informasi Energi AS (EIA), Iran, yang merupakan anggota OPEC, memompa sekitar 2,8 juta barel minyak mentah pada Desember 2013.
"Investor sadar bahwa harga akan berada di bawah tekanan jika minyak Iran akhirnya kembali ke pasar. Tapi, mereka juga tahu bahwa itu akan memakan waktu cukup lama produksi kembali," kata David Lennox, analis sumber daya Fat Prophets, Sydney, seperti dilansir dari AFP, Selasa (14/1/2014).
Dia menyebutkan, para dealer juga menunggu data resmi baru stok AS yang akan dirilis pada Rabu (16/1/2014) waktu setempat, sebagai petunjuk permintaan di konsumen minyak terbesar dunia tersebut, yang saat ini didorong cuaca dingin. "Cuaca ekstrem di Amerika Serikat tidak hanya mempengaruhi permintaan, tapi juga menyebabkan beberapa gangguan pasokan," tandas Lennox.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, naik satu sen menjadi USD91,81 per barel pada perdagangan pertengahan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Februari, turun tujuh sen berdiri di angka USD106,68 per brel.
Berdasarkan kesepakatan awal pada November lalu, Iran setuju untuk menahan sebagian program nuklirnya selama enam bulan dalam pertukaran bantuan sederhana dari sanksi internasional dan janji yang diberikan P5+1 (Inggris, China, Perancis, Rusia, Amerika Serikat, plus Jerman) untuk tidak menjatuhkan sanksi baru terhadap mereka.
Hal ini memberikan kedua belah pihak waktu dengan solusi yang lebih komprehensif. Di mana Teheran telah dikenakan sanksi internasional menyakitkan yang ditujukan untuk mengakhiri program nuklir Iran, yang dituduh Barat akan digunakan untuk mengembangkan senjata. Namun, Iran membantah tudingan tersebut.
Menurut data Administrasi Informasi Energi AS (EIA), Iran, yang merupakan anggota OPEC, memompa sekitar 2,8 juta barel minyak mentah pada Desember 2013.
"Investor sadar bahwa harga akan berada di bawah tekanan jika minyak Iran akhirnya kembali ke pasar. Tapi, mereka juga tahu bahwa itu akan memakan waktu cukup lama produksi kembali," kata David Lennox, analis sumber daya Fat Prophets, Sydney, seperti dilansir dari AFP, Selasa (14/1/2014).
Dia menyebutkan, para dealer juga menunggu data resmi baru stok AS yang akan dirilis pada Rabu (16/1/2014) waktu setempat, sebagai petunjuk permintaan di konsumen minyak terbesar dunia tersebut, yang saat ini didorong cuaca dingin. "Cuaca ekstrem di Amerika Serikat tidak hanya mempengaruhi permintaan, tapi juga menyebabkan beberapa gangguan pasokan," tandas Lennox.
(dmd)