Investor sambut positif rencana Pertamina akuisisi PGAS
A
A
A
Sindonews.com - Rencana akuisisi PT Pertamina terhadap PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mendapat sambutan positif dari investor di lantai bursa. Harga saham PGAS melesat Rp300 ke level Rp4.420 dalam empat hari berturut-turut.
"Setelah mengalami tekanan jual yang besar akibat simpang siur kebijakan Open Access, adanya kepastian soal rencana akuisisi Pertamina terhadap PGAS kelihatannya membuat investor kembali melihat peluang di saham PGAS. Tren positif ini kelihatannya jangka panjang," ujar Analis KDB Daewoo Securities, Andrew Argado, di Jakarta, Selasa (14/1/2014).
Menurut Andrew, simpang siur kebijakan Open Access menjadikan investor meninggalkan PGAS karena dinilai ada tarik menarik antara BUMN gas tersebut dengan Pertamina.
"Namun keputusan yang dibuat pemerintah bahwa Pertamina akan mengambil alih PGAS dan akan dimerger dengan Pertagas merupakan sinyal positif, karena tentu ini akan menciptakan sinergi usaha di sektor suplai gas yang kokoh," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Riset Samuel Sekuritas, Adrianus Bias mengatakan bahwa untuk jangka panjang saham PGAS layak dibeli karena sinergi PGAS dengan Pertamina akan menjawab masalah kekurangan pasokan gas PGAS yang selama ini menjadi hambatan.
"Kekurangan suplai gas PGAS yang selama ini menjadi hambatan akan terselesaikan. Dukungan suplai gas Pertamina dalam sinergi Pertagas dengan PGAS tentu merupakan bisnis yang menjanjikan secara jangka panjang sehingga rekomendasi untuk saham ini untuk jangka panjang adalah 'Buy'," kata Adrianus.
Sebagai catatan, pada 7 Januari 2014, Menteri BUMN Dahlan Iskan bersama Direksi dan Komisaris Pertamina melakukan pembahasan bersama mengenai rencana sinergi Pertagas dengan PGAS dan diputuskan bahwa Pertamina akan mengambilalih PGAS dalam waktu selambat-lambatnya 3,5 bulan ke depan.
Dasar keputusan itu adalah kurangnya pasokan gas yang dimiliki PGAS, sedangkan di sisi lain Pertamina melalui Pertagas memiliki pasokan gas yang lebih dari cukup untuk pemenuhan demand gas nasional.
Investor di lantai bursa pun menyambut positif keputusan ini. Setelah mengalami tekanan jual yang cukup besar selama dua bulan terakhir, sebagai dampak dari simpang siur Open Access, saham PGAS pun melesat naik selama empat hari perdagangan berturut-turut.
"Setelah mengalami tekanan jual yang besar akibat simpang siur kebijakan Open Access, adanya kepastian soal rencana akuisisi Pertamina terhadap PGAS kelihatannya membuat investor kembali melihat peluang di saham PGAS. Tren positif ini kelihatannya jangka panjang," ujar Analis KDB Daewoo Securities, Andrew Argado, di Jakarta, Selasa (14/1/2014).
Menurut Andrew, simpang siur kebijakan Open Access menjadikan investor meninggalkan PGAS karena dinilai ada tarik menarik antara BUMN gas tersebut dengan Pertamina.
"Namun keputusan yang dibuat pemerintah bahwa Pertamina akan mengambil alih PGAS dan akan dimerger dengan Pertagas merupakan sinyal positif, karena tentu ini akan menciptakan sinergi usaha di sektor suplai gas yang kokoh," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Riset Samuel Sekuritas, Adrianus Bias mengatakan bahwa untuk jangka panjang saham PGAS layak dibeli karena sinergi PGAS dengan Pertamina akan menjawab masalah kekurangan pasokan gas PGAS yang selama ini menjadi hambatan.
"Kekurangan suplai gas PGAS yang selama ini menjadi hambatan akan terselesaikan. Dukungan suplai gas Pertamina dalam sinergi Pertagas dengan PGAS tentu merupakan bisnis yang menjanjikan secara jangka panjang sehingga rekomendasi untuk saham ini untuk jangka panjang adalah 'Buy'," kata Adrianus.
Sebagai catatan, pada 7 Januari 2014, Menteri BUMN Dahlan Iskan bersama Direksi dan Komisaris Pertamina melakukan pembahasan bersama mengenai rencana sinergi Pertagas dengan PGAS dan diputuskan bahwa Pertamina akan mengambilalih PGAS dalam waktu selambat-lambatnya 3,5 bulan ke depan.
Dasar keputusan itu adalah kurangnya pasokan gas yang dimiliki PGAS, sedangkan di sisi lain Pertamina melalui Pertagas memiliki pasokan gas yang lebih dari cukup untuk pemenuhan demand gas nasional.
Investor di lantai bursa pun menyambut positif keputusan ini. Setelah mengalami tekanan jual yang cukup besar selama dua bulan terakhir, sebagai dampak dari simpang siur Open Access, saham PGAS pun melesat naik selama empat hari perdagangan berturut-turut.
(gpr)