Ini yang membuat Pertamina ingin kuasai PGN

Kamis, 16 Januari 2014 - 19:43 WIB
Ini yang membuat Pertamina...
Ini yang membuat Pertamina ingin kuasai PGN
A A A
Sindonews.com - Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya menerangkan, keinginan PT Pertamina (Persero) untuk memiliki hak partisipasi Blok Pangkah, diindikasikan sebagai salah satu motivasi mengapa perusahaan plat merah tersebut begitu ngotot ingin mengakuisisi PT Perusahaan Gas Negara (PGN).

Seperti diketahui sebelumnya, PGN melalui anak usaha bernama PT Saka Energi Indonesia baru saja mengumumkan telah resmi mengambil pre-emptive rights 75 persen untuk Blok Ujung Pangkah yang sebelumnya dikuasai oleh PT Hess Indonesia, yaitu sekitar USD650 juta atau sekitar Rp7,8 triliun.

PT Saka Energi sendiri telah memiliki 25 persen saham pada blok minyak dan gas bumi (migas) yang berada di laut Jawa bagian timur Pulau Madura itu. Artinya, Saka Energi telah memiliki 100 persen pre-emptive rights Blok Ujung Pangkah.

"Ini kemungkianan ada ambisi Pertamina untuk memiliki bok gas yang di Ujung Pangkah yang milik HES. Salah satu langkah yang dilakukan Pertamina adalah dengan mengakuisisi PGN. Jadi mengambil Blok milik HES itu dengan mengakuisisi PGN," ujar Willi saat dihubungi Sindonews, Kamis (16/1/2014).

Menurut Willi, dengan adanya akuisisi tersebut, sebenarnya bisa berarti positif bila dilihat dari kepentingan publik Indonesia. Karena dengan dimilikinya PGN di bawah naungan Pertamina, maka bisnis perseroan akan semakin teratur. "Karena kan Pertamina punya fungsi mengatur harga di situ. Jadi nantinya akan lebih teratur," lanjut Willi.

Blok Ujung Pangkah sendiri dipandang sabagai salah satu primadona perusahaan-perusahaan migas nasional maupun global lantaran memiliki cadangan minyak dan gas yang cukup besar. Bahkan hingga kini eksplorasi dan eksploitasi belum sepenuhnya dilakukan, seperti di Sumur Sebayu.

Dengan dioperatori oleh PT PGN melalui anak usahanya PT Saka Energi Indonesia, maka diharapkan pendapatan produksi minyak dan gas di blok tersebut akan meningkat pada tahun kedepan, dan mendongkrak target lifting migas nasional.

Lebih lanjut Willi menerangkan, keinginan Pertamina memiliki hak partisipasi pengelolaan Blok Pangkah tersebut, bukan satu-satunya alasan Pertamina ingin mengakuisisi PGN.

Alasan lain yang juga mengemuka, adalah potensi berkembangnya bisnis PGN di masa depan seiring dengan terus meningkatnya permintaan dan penggunaan gas bagi kehidupan masyarakat Indonesia.

"Kita lihat kan sekarang, angkutan-angkutan umum sudah mulai pakai gas. Misalnya Trans Jakarta, bahkan sudah ada Bajaj yang pakai gas. Belum lagi perumahan-perumahan yang sudah pakai pipa gas bumi. Ini artinya potensi pertumbuhan PGN memang sangat positif. Ini yang menjadi ketertarikan Pertamina," papar dia.

Di luar alasan lainnya, maka peran Pertamina dalam melakukan fungsi kontrolnya sebagai induk usaha nantinya bila telah terealisasi langkah akuisisi terhadap PGN tersebut, akan sangat mempengaruhi respon pasar terhadap saham PGN mengingat statusnya sebagai perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Positif atau tidaknya respon pasar akan sangat tergantung dengan peran Pertamina dalam mengontrol harga (harga gas nasional). Apakah itu akan membuat PGN terkekang dan merasa terbatas, atau justru bisa mendongkrak. Itu yang dilihat pasar nantinya. Jadi belum bisa terlihat responnya sekarang," pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebutkan, ada dua skenario yang dapat dilakukan PT Pertamina dalam melakukan akuisisi terhadap PT PGN. "Dilakukan dua tahap atau sekaligus saja satu tahap," kata Dahlan.

Secara rinci, untuk opsi akuisisi dua tahap, Dahlan menerangkan bahwa pada tahap pertama PGN mengakuisisi PT Pertamina Gas (Pertagas), baru kemudian hasil gabungan keduanya diakuisisi oleh Pertamina sebagai induk usaha.

"Antara lain mengatasi keruwetan tadi, supaya tidak ada persaingan nasional dirugikan. Bisa saja satu tahap bisa saja dua tahap," papar Dahlan.

Dahlan menambahkan, kedua opsi tersebut masih belum dapat diputuskan dalam waktu dekat ini. Namun demikian, dirinya menerangkan, untuk melancarkan prosesi tersebut, pihaknya telah menunjuk PT Danareksa (Persero) dan Bahana Sekuiritas untuk mengkaji langkah terbaik yang dapat dipilih dari dua opsi tersebut.

"Akan satu tahap atau dua tahap masih dikaji, kalau yang terbaik untuk bangsa kita ikut saja, kalau yang baik dua step, PGN beli Pertagas, PGN dibeli Pertamina ya silakan saja, tapi kajiannya belum selesai," pungkasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1243 seconds (0.1#10.140)