Tahun ini Depok miliki tujuh apartemen
A
A
A
Sindonews.com - Pangsa pasar properti di Depok khususnya penjualan apartemen laku keras. Hingga saat ini Depok sudah memiliki enam apartemen.
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan, saat ini apartemen di kawasan Cinere, Depok sedang dalam tahapan konstruksi. Sehingga jika sudah rampung, Depok tahun ini akan memiliki tujuh koleksi apartemen.
"Saat ini apartemen yang eksisting baru enam. Sedang dalam konstruksi nanti akan jadi tujuh, memang arahnya ke hunian vertikal," jelasnya di Balaikota Depok, Senin (20/01/2014).
Ia menambahkan, beberapa saat lagi kawasan Bojongsari, Depok juga akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berupa Margonda II. Saat ini sudah ada pengembang yang mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) membangun apartemen di sana.
"Bojongsari ada pengembang yang sudah punya IMB, namun kelihatannya apartemen konsepnya di depannya ada tempat untuk perbelanjaan, ada hunian dan apartemen, kalau sampai 24 lantai kami untung, kapasitas daya tampung tinggi," jelasnya.
Dengan semakin padatnya kota penyangga ini, kata Nur Mahmudi, konstruksi bangunan itu sebaiknya berupa bangunan vertikal. Namun tetap memperhatikan kaidah lingkungan dan prosedur yang benar.
"Tetap memperhatikan pengendalian masalah lingkungan, IPAL, dan peningkatan resapan air, untuk mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kita yang masih 40 persen," tutupnya.
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan, saat ini apartemen di kawasan Cinere, Depok sedang dalam tahapan konstruksi. Sehingga jika sudah rampung, Depok tahun ini akan memiliki tujuh koleksi apartemen.
"Saat ini apartemen yang eksisting baru enam. Sedang dalam konstruksi nanti akan jadi tujuh, memang arahnya ke hunian vertikal," jelasnya di Balaikota Depok, Senin (20/01/2014).
Ia menambahkan, beberapa saat lagi kawasan Bojongsari, Depok juga akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berupa Margonda II. Saat ini sudah ada pengembang yang mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) membangun apartemen di sana.
"Bojongsari ada pengembang yang sudah punya IMB, namun kelihatannya apartemen konsepnya di depannya ada tempat untuk perbelanjaan, ada hunian dan apartemen, kalau sampai 24 lantai kami untung, kapasitas daya tampung tinggi," jelasnya.
Dengan semakin padatnya kota penyangga ini, kata Nur Mahmudi, konstruksi bangunan itu sebaiknya berupa bangunan vertikal. Namun tetap memperhatikan kaidah lingkungan dan prosedur yang benar.
"Tetap memperhatikan pengendalian masalah lingkungan, IPAL, dan peningkatan resapan air, untuk mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kita yang masih 40 persen," tutupnya.
(gpr)