Pertamina siap pasok 2,7 MMSCFD ke Pelindo III
A
A
A
Sindonews.com - PT Pertamina (Persero) siap memasok kebutuhan gas sebanyak 2,7 million metric standart cubic feet per day (MMSCFD) per tahun bagi PT Terminal Teluk Lamong, anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III.
Jelang pengoperasian Terminal Teluk Lamong, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur pada awal Mei 2014, kebutuhan gas untuk transportasi dari dan ke Terminal Teluk Lamong mulai mendapat kepastian.
Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong Prasetyadi mengungkapkan bahwa pasokan gas ini untuk memenuhi kebutuhan truk trailler ramah lingkungan yang akan beroperasi dari dan ke Terminal Teluk Lamong. Sedangkan untuk kebutuhan operasional Teluk Lamong sendiri, yaitu untuk penyiapan pembuatan pembangkit listrik bertenaga gas masih belum dibahas.
Prasetyadi menyebut, kebutuhan Terminal Teluk Lamong pada tahap awal beroperasi sekitar 300-400 truk setiap harinya.
"Pembicaraan ini baru pembahasan kebutuhan pasokan gas dari Pertamina. Sementara kita nanti yang menyediakan stasiun pengisian bagi truk yang beroperasi di Terminal Teluk Lamong," kata Prasetyo dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (21/1/2014).
Kapasitas 2,7 MMSCFD dianggap sudah cukup untuk memenuhi pasokan gas pada tahun pertama pengoperasian Terminal Teluk Lamong. Kebutuhan tertinggi nantinya untuk truk trailler yang beroperasi dari Terminal Teluk Lamong menuju pergudangan maupun pabrik dan wilayah industri.
PT Terminal Teluk Lamong nantinya akan menyediakan dua jenis pengisian. Pengisian pertama ditempatkan dalam bentuk stasiun pengisian dan metode kedua dalam bentuk mobile.
“Ada dua stasiun yang sudah kita siapkan pada tahap awal, pertama di dalam Terminal Teluk Lamong dan kedua di kawasan Kejapanan Kabupaten Pasuruan,” ungkap dia.
Selanjutnya Terminal Teluk Lamong pada tahap berikutnya akan menempatkan stasiun pengisian gas di Lamongan atau Tuban untuk jalur pantura. Masalahnya truk dari Tanjung Perak melalui jalur Pantura, demikian juga melalui jalur selatan maupun timur juga cukup banyak.
Prasetyadi belum bersedia membahas harga yang telah ditetapkan untuk pasokan truk. “Memang belum. Tetapi kita pastikan menyesuaikan dengan harga sebagaimana yang telah diatur dalam keputusan pemerintah,” ujar dia.
Jelang pengoperasian Terminal Teluk Lamong, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur pada awal Mei 2014, kebutuhan gas untuk transportasi dari dan ke Terminal Teluk Lamong mulai mendapat kepastian.
Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong Prasetyadi mengungkapkan bahwa pasokan gas ini untuk memenuhi kebutuhan truk trailler ramah lingkungan yang akan beroperasi dari dan ke Terminal Teluk Lamong. Sedangkan untuk kebutuhan operasional Teluk Lamong sendiri, yaitu untuk penyiapan pembuatan pembangkit listrik bertenaga gas masih belum dibahas.
Prasetyadi menyebut, kebutuhan Terminal Teluk Lamong pada tahap awal beroperasi sekitar 300-400 truk setiap harinya.
"Pembicaraan ini baru pembahasan kebutuhan pasokan gas dari Pertamina. Sementara kita nanti yang menyediakan stasiun pengisian bagi truk yang beroperasi di Terminal Teluk Lamong," kata Prasetyo dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (21/1/2014).
Kapasitas 2,7 MMSCFD dianggap sudah cukup untuk memenuhi pasokan gas pada tahun pertama pengoperasian Terminal Teluk Lamong. Kebutuhan tertinggi nantinya untuk truk trailler yang beroperasi dari Terminal Teluk Lamong menuju pergudangan maupun pabrik dan wilayah industri.
PT Terminal Teluk Lamong nantinya akan menyediakan dua jenis pengisian. Pengisian pertama ditempatkan dalam bentuk stasiun pengisian dan metode kedua dalam bentuk mobile.
“Ada dua stasiun yang sudah kita siapkan pada tahap awal, pertama di dalam Terminal Teluk Lamong dan kedua di kawasan Kejapanan Kabupaten Pasuruan,” ungkap dia.
Selanjutnya Terminal Teluk Lamong pada tahap berikutnya akan menempatkan stasiun pengisian gas di Lamongan atau Tuban untuk jalur pantura. Masalahnya truk dari Tanjung Perak melalui jalur Pantura, demikian juga melalui jalur selatan maupun timur juga cukup banyak.
Prasetyadi belum bersedia membahas harga yang telah ditetapkan untuk pasokan truk. “Memang belum. Tetapi kita pastikan menyesuaikan dengan harga sebagaimana yang telah diatur dalam keputusan pemerintah,” ujar dia.
(rna)