Laju IHSG dekati area jenuh beli

Rabu, 22 Januari 2014 - 08:08 WIB
Laju IHSG dekati area...
Laju IHSG dekati area jenuh beli
A A A
Sindonews.com - Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ketiga pekan ini akan berada pada support 4.429-4.443 dan resistance 4.465-4.487.

"Terbentuknya pola teknikal morning doji star memang memberikan potensi kelanjutan penguatan seperti yang diperlihatkan oleh IHSG yang lajunya masih mengalami kenaikan meski diterpa adanya aksi ambil untung," kata Reza, Rabu (22/1/2014).

Reza melihat, IHSG dapat bertahan di kisaran target resisten 4.450-4.455 dan sempat melampaui tipis. Sekali lagi, IHSG meninggalkan utang gap 4.435-4.440.

"Meski masih ada daya beli untuk mempertahankan IHSG di zona hijau, namun peluang kenaikan sudah mulai terbatas. Agar selalu mewaspadai adanya potensi pelemahan. Diharapkan sentimen yang ada masih cukup terjaga, sehingga IHSG tidak terjadi sell off secara masif," tambahnya.

Di sisi lain, lanjut Reza, kian dekatnya IHSG pada area overbought (jenuh beli) membuat lajunya mulai terbatas. Secara intraday perdagangan, laju IHSG cenderung sideways.

Di satu sisi, sebagian pelaku pasar mencoba bertahan dengan memanfaatkan laju positifnya bursa saham Asia masih adanya potensi kenaikan pada IHSG dan rebound-nya saham-saham komoditas seiring kenaikan tipis sejumlah kontrak komoditas.

Di lain pihak, sebagian pelaku pasar lainnya juga memanfaatkan kenaikan IHSG ini untuk take profit pada saham-saham yang sudah dekati area overbought-nya, sehingga membuat laju intraday IHSG masih variaitf.

Menilik lajunya pada perdagangan kemarin, tampak volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.

Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.457,52 di pertengahan sesi 2 dan menyentuh level terendah 4.440,24 di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.452,50.

Dari luar negeri, kabar dari PboC yang menambah likuiditas ke sistem keuangan China berakibat pada turunnya yield acuan pasar uang dan dimulainya pertemuan BoJ untuk membahas review kebijakan moneter.

Pelaku pasar masih banyak berharap stimulus pemerintah Jepang terus dilanjutkan untuk menopang pertumbuhan ekonominya yang terhambat oleh tingginya deflasi memberikan angin segar bagi laju bursa saham Asia, sehingga mampu berbalik menguat dari sehari sebelumnya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1317 seconds (0.1#10.140)