Siapkan USD250 juta, BRI ingin beli satelit
A
A
A
Sindonews.com - Guna meningkatkan performa bisnisnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyatakan keinginannya untuk membeli satelit sendiri.
Saking seriusnya, perseroan tengan melakukan pembicaraan dengan otoritas berwenang untuk meminta kavling slot orbit di angkasa. Jika slot ini didapat, maka BRI dapat segera merealisasikan langkah untuk membeli satelit sendiri.
"Kita minta slot orbit kavling di angkasa. Kami berencana membeli satelit sendiri, tapi masih menunggu izin slotnya di angkasa," ujar Direktur Utama BRI Sofyan Basir dalam paparannya di kinerja di Gedung BRI, Rabu (22/1/2014).
Dia menjelaskan, untuk memuluskan aktivitas data dan komunikasi perusahaan, selama ini BRI mempercayakannya kepada setidaknya 20-22 transponder yang disewa dari berbagai provider termasuk Telekomunikasi Indonesia (Telkom), Indosat, Citra Sari Makmur dan sejumlah provider lain.
"Dari sekitar 7-8 provider, hanya tiga provider punya satelit. Kami sewa 20-22 transponder untuk 22 ribu titik komunikasi kantor cabang plus ATM," jelas dia.
Sementara, Sofyan menyebut bahwa hal yang melatarbelakangi niat BRI untuk membeli satelit sendiri lantaran kualitas komunikasi dari tiga satelit provider tersebut kerap bermasalah.
Dia mencontohkan, ketika ATM BRI tidak bisa beroperasi itu bukan masalah dari sistem BRI, melainkan masalah signal dari satelit tersebut.
"Seperti anda punya HP, itu bukan HP yang salah tapi kualitas komunikasi yang parah, seperti HP tidak ada signal, bukan masalah teknologi BRI," tutur dia.
Untuk memuluskan rencana pembelian satelit tersebut, Sofyan menyatakan, perseroan telah mencadangkan dana mencapai USD250 juta. Sofyan berharap pemerintah segera memberi lampu hijau bank pelat merah tersebut untuk merealisasikan rencana itu.
"Kami tidak mau sewa lagi karena kami sudah punya 22 ribu titik transaksi dan jauh menguntungkan beli sendiri karena satelit itu mempunyai life time 15-18 tahun," ujar Sofyan.
Saking seriusnya, perseroan tengan melakukan pembicaraan dengan otoritas berwenang untuk meminta kavling slot orbit di angkasa. Jika slot ini didapat, maka BRI dapat segera merealisasikan langkah untuk membeli satelit sendiri.
"Kita minta slot orbit kavling di angkasa. Kami berencana membeli satelit sendiri, tapi masih menunggu izin slotnya di angkasa," ujar Direktur Utama BRI Sofyan Basir dalam paparannya di kinerja di Gedung BRI, Rabu (22/1/2014).
Dia menjelaskan, untuk memuluskan aktivitas data dan komunikasi perusahaan, selama ini BRI mempercayakannya kepada setidaknya 20-22 transponder yang disewa dari berbagai provider termasuk Telekomunikasi Indonesia (Telkom), Indosat, Citra Sari Makmur dan sejumlah provider lain.
"Dari sekitar 7-8 provider, hanya tiga provider punya satelit. Kami sewa 20-22 transponder untuk 22 ribu titik komunikasi kantor cabang plus ATM," jelas dia.
Sementara, Sofyan menyebut bahwa hal yang melatarbelakangi niat BRI untuk membeli satelit sendiri lantaran kualitas komunikasi dari tiga satelit provider tersebut kerap bermasalah.
Dia mencontohkan, ketika ATM BRI tidak bisa beroperasi itu bukan masalah dari sistem BRI, melainkan masalah signal dari satelit tersebut.
"Seperti anda punya HP, itu bukan HP yang salah tapi kualitas komunikasi yang parah, seperti HP tidak ada signal, bukan masalah teknologi BRI," tutur dia.
Untuk memuluskan rencana pembelian satelit tersebut, Sofyan menyatakan, perseroan telah mencadangkan dana mencapai USD250 juta. Sofyan berharap pemerintah segera memberi lampu hijau bank pelat merah tersebut untuk merealisasikan rencana itu.
"Kami tidak mau sewa lagi karena kami sudah punya 22 ribu titik transaksi dan jauh menguntungkan beli sendiri karena satelit itu mempunyai life time 15-18 tahun," ujar Sofyan.
(rna)