IHSG mencoba bertahan di zona hijau

Kamis, 23 Januari 2014 - 08:15 WIB
IHSG mencoba bertahan...
IHSG mencoba bertahan di zona hijau
A A A
Sindonews.com - Masih kuatnya daya beli pada saham-saham pertambangan membuat laju saham-sahamnya masih berada di zona hijau, terutama setelah rilis kenaikan proyeksi IMF terhadap pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,7 persen.

Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, hal tersebut direspon pasar sebagai sentimen positif yang berimbas pada terapresiasinya sejumlah harga komoditas yang memberikan tambahan sentimen positif pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Selain itu, IHSG juga mendapat dukungan dari menguatnya saham-saham perdagangan dan konsumer seiring beredar spekulasi adanya musibah banjir akan meningkatkan permintaan akan barang-barang konsumen.

Tak ketinggalan, menghijaunya bursa saham Asia turut memberikan tambahan angin segar sehingga IHSG masih dapat menguat di tengah kekhawatiran adanya aksi profit taking.

Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan akan berada pada support 4.430-4.465 dan resistance 4.484-4.492. IHSG sempat berada di kisaran target support 4.429-4.443 sekaligus sempat juga berada dan berakhir di kisaran target resistance 4.465-4.487.

"Utang gap 4.435-4.440 telah tertutupi. Tampaknya IHSG mencoba bertahan di zona hijau dengan memanfaatkan sentimen yang ada meski juga diterpa aksi profit taking," ujar dia, Kamis (23/1/2014).

Proyeksi ini mengindikasikan IHSG ingin melanjutkan penguatan yang telah dicetak pada hari sebelumnya, di mana investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Sementara investor domestik mencatatkan nett sell.

Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.477,49 di akhir sesi 2 dan menyentuh level terendah 4.437,06 di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.477,49.

"Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik," papar dia.

Dari luar negeri, kenaikan sejumlah harga kontrak komoditas global turut memberikan sentimen positif pada laju bursa saham Asia, di mana saham-saham komoditas menopang kenaikan.

Adanya kabar dari hasil pertemuan BoJ yang masih akan melonggarkan kebijakannya, meski tidak jauh berbeda dari sebelumnya membuat yen melemah dan dimanfaatkan untuk penguatan saham-saham eksportir.

"Di sisi lain, pelaku pasar juga masih merespon aksi PBoC sebelumnya yang menambah likuiditas pada sistem keuangan China," imbuh Reza.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5486 seconds (0.1#10.140)