Ini faktor sentimen permintaan properti Jakarta turun

Kamis, 23 Januari 2014 - 13:57 WIB
Ini faktor sentimen...
Ini faktor sentimen permintaan properti Jakarta turun
A A A
Sindonews.com - Konsultan properti internasional, Jones Lang LaSalle mencatat, sempat berhentinya roda pemerintahan dan krisis ekonomi di Amerika Serikat (AS) berdampak pada penurunan permintaan properti di Jakarta.

Head of Research Jones Lang LaSelle, Anto Sitorus mengatakan, akibat hal tersebut, permintaan ruang kantor di CBD terus mengalami perlambatan. Tercatat pada kuartal IV/2013 turun menjadi 24.000 meter persegi (m2).

"Trennya pasar masih lambat, kelihatannya tajam tapi masih batas wajar di tengah ekonomi saat ini. Dalam tiga tahun terakhir memang rendah," terang dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (23/1/2014).

Menurutnya, kondisi tersebut turut diperparah melemahnya nilai tukar rupiah dan beberapa keputusan Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan (BI Rate) berdampak pada menurunnya tingkat permintaan pasar perkantoran di Jakarta, khususnya kawasan segitiga emas (CBD).

Dia menjelaskan, untuk total penyerapan ruang kantor sepanjang 2013 mencapai 298.000 m2. "Tapi untuk standar pasar perkantoran dengan volume rata-rata 300.000 itu tergolong sangat besar," ujarnya.

Sementara, untuk tingkat hunian hanya mengalami kenaikan tipis menjadi 94 persen. Namun angka ini masih cukup signfikan lantaran dalam lima tahun terakhir berhasil melampaui level 90 persen. "Tingkat hunian gedung perkantoran premium (Grade A+) masih tertinggi sekitar 96,3 persen," kata Anto.

Selain itu, harga sewa juga terus melambat memasuki akhir 2013. Harga sewa rata-rata naik hanya 5 persen, ini juga termasuk akibat kenaikan nilai tukar dolar.

"Memang trennya harga sewa mengayun karena sebagian besar harga sewa dipelopori gedung-gedung premium, cukup gila-gilaan dalam dua tahun terakhir ini," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7207 seconds (0.1#10.140)