Hyundai Motor laporkan kenaikan laba 12,5%

Kamis, 23 Januari 2014 - 14:17 WIB
Hyundai Motor laporkan kenaikan laba 12,5%
Hyundai Motor laporkan kenaikan laba 12,5%
A A A
Sindonews.com - Hyundai Motor co melaporkan kenaikan laba sebesar 12,5 persen pada kuartal keempat (Q4), meskipun dampak yen yang lemah menumpulkan daya saing harga di luar negeri dari pesaing Jepang.

Laba bersih produsen mobil top Korea Selatan itu tercatat sebesar 2,13 triliun won (USD1,98 miliar) pada Oktober- Desember 2013. Laba usaha naik 10,8 persen menjadi 2,3 triliun won, sedangkan penjualan turun 3,4 persen menjadi 21,9 triliun won.

"Penjualan domestik lamban dan penguatan won serta pelemahan yen memberi tekanan pada hasil kuartalan," kata perusahaan itu dalam pernyataannya, seperti dilansir dari AFP, Kamis (23/1/2014).

Untuk sepanjang 2013, penjualan naik 3,4 persen mencapai 87,3 triliun won. Tapi, laba usaha turun 1,5 persen (83 trilin won), dan laba bersih 0,7 persen (8,9 triliun won).

Mata uang Korea Selatan terus meningkat dalam satu tahun terakhir terhadap dolar AS (USD) dan yen Jepang, memukul angka tertinggi terhadap kedua mata uang dalam waktu sekitar lima tahun.

Yen telah jatuh karena program pelonggaran moneter yang agresif oleh Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) sebagai bagian dari upaya Perdana Menteri Shinzo Abe untuk mulai meningkatkan kembali ekonomi terbesar di dunia itu.

Won yang kuat melemahkan daya saing harga ekspor Korea Selatan, seperti Samsung dan Hyundai di pasar luar negeri, dan mengurangi nilai pendapatan mereka ke dalam negeri. Hyundai bersama dengan afiliasi yang lebih kecil Kia, membentuk kelompok automaking terbesar kelima di dunia.

Ketua Hyundai Chung Mong-Koo mengatakan kelompok akan menjual 7,86 juta unit mobil pada tahun ini, naik 3,9 persen dari 2013 (sebagai pertumbuhan tahunan terendah sejak 2003).

Lee Won-Hee, direktur keuangan Hyundai, mengakui perusahaan ke depan menghadapi jalan sulit. "Banyak yang khawatir bahwa pembuat mobil Jepang, dengan keuntungan ekstra yang diciptakan oleh yen yang lemah dapat berinvestasi teknologi masa depan untuk mobil ramah lingkungan," katanya.

Lee memperkirakan permintaan di AS tahun ini kemungkinan akan melambat di tengah langkah pengurangan kebijakan pelonggaran moneter negara tersebut secara bertahap. Namun, penjualan di China akan mempertahankan pertumbuhan dua digit tahun ini.

"Secara khusus, pasar SUV China tumbuh dan kami berencana untuk segera meluncurkan SUV kecil tahun ini," tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5141 seconds (0.1#10.140)