Stok melimpah, harga sayur di Banjarnegara anjlok
A
A
A
Sindonews.com - Harga sayuran di sejumlah pasar tradisional Banjarnegara, Jawa Tengah anjlok karena banyaknya pasokan dan stok yang melimpah.
Sejumlah pedagang sayur yang biasa mengirim ke kota besar memilih menunda pengiriman dan menjualnya di pasar lokal karena khawatir membusuk di perjalanan saat terjadi kemacetan.
Harga sayuran yang anjlok, antara lain cabai merah urun dari Rp35 ribu menjadi Rp25 ribu per kilogram (kg), bawang merah sebelumnya Rp25 ribu menjadi Rp20 ribu per kg, cabai rawit turun dari Rp26 ribu menjadi Rp18 ribu per kg.
"Sementara kubis turun dari Rp4.500 menjadi Rp3.000 per kg," kata pedagang di pasar Banjarnegara, Mulyati, Jumat (24/1/2014).
Berbeda dengan harga sayur, harga sembako dan barang pabrikan di Banjarnegara justru terus melambung. Harga minyak yang sebelumnya Rp10 ribu, saat ini naik menjadi Rp12 ribu per kg.
Selain itu, harga gula pasir naik dari Rp9.00 menjadi Rp11 ribu. Sedangkan harga mi instan mengalami kenaikan hingga Rp1.000 per kardus.
Menurut sejumlah pedagang, kenaikan ini terjadi akibat keterlambatan pasokan dan biaya angkut kendaraan yang naik. Kendati harga naik, stok di pasaran masih tercukupi dan belum terjadi kelangkaan.
Sejumlah pedagang sayur yang biasa mengirim ke kota besar memilih menunda pengiriman dan menjualnya di pasar lokal karena khawatir membusuk di perjalanan saat terjadi kemacetan.
Harga sayuran yang anjlok, antara lain cabai merah urun dari Rp35 ribu menjadi Rp25 ribu per kilogram (kg), bawang merah sebelumnya Rp25 ribu menjadi Rp20 ribu per kg, cabai rawit turun dari Rp26 ribu menjadi Rp18 ribu per kg.
"Sementara kubis turun dari Rp4.500 menjadi Rp3.000 per kg," kata pedagang di pasar Banjarnegara, Mulyati, Jumat (24/1/2014).
Berbeda dengan harga sayur, harga sembako dan barang pabrikan di Banjarnegara justru terus melambung. Harga minyak yang sebelumnya Rp10 ribu, saat ini naik menjadi Rp12 ribu per kg.
Selain itu, harga gula pasir naik dari Rp9.00 menjadi Rp11 ribu. Sedangkan harga mi instan mengalami kenaikan hingga Rp1.000 per kardus.
Menurut sejumlah pedagang, kenaikan ini terjadi akibat keterlambatan pasokan dan biaya angkut kendaraan yang naik. Kendati harga naik, stok di pasaran masih tercukupi dan belum terjadi kelangkaan.
(rna)