Thailand butuh USD4 miliar untuk beli padi petani

Sindonews.com - Pemerintah Thailand tengah mencari putusan dewan administratif, apakah dapat meningkatkan 130 miliar baht (USD4 miliar) untuk membeli padi petani, yang telah menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan janji skema intervensi negara.

Petani memblokir jalan di sejumlah provinsi sebagai protes dan beberapa telah mengancam akan melakukan perjalanan ke Bangkok untuk bergabung dengan demonstran yang mencoba menggulingkan pemerintah.

Perdana Menteri Yingluck Shinawatra telah membubarkan parlemen dan menyerukan pemilihan sela pada 2 Februari mendatang. Dia sekarang menjadi memimpin pemerintahan caretaker yang tidak seharusnya membuat keputusan mengikat bagi pemerintah berikutnya.

"Dalam pendanaan beras, Departemen Keuangan hanya mengajukan rencana tersebut kepada Dewan Negara hari ini, yang diperkirakan akan memakan waktu untuk mempertimbangkan hal itu," kata Suwit Rojanawanich, penasihat Kementerian Kantor Pengelolaan Utang Publik, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (24/1/2014).

"Kami harus menunggu apa yang dewan katakan sebelum melanjutkan langkah apapun," tegasnya.

Skema intervensi pendanaan mengalami masalah karena pemerintah belum mampu menjual beras yang dibeli dari petani. Ini karena mereka menjanjikan harga jauh di atas pasar, yang membuat harga ekspor tidak kompetitif.

Pemerintah telah mengatakan akan menghabiskan 270 miliar baht pada skema intervensi pada Oktober 2013.

Skema beras, yang telah menelan biaya miliaran dolar AS (USD), telah memicu krisis politik yang sedang dimainkan di jalan-jalan Bangkok, dengan kritikus mengatakan bahwa hal itu penuh dengan korupsi dan menguras anggaran negara.

Biaya skema telah menyebabkan peringatan dari lembaga pemeringkat Moody`s dan teguran dari Dana Moneter Internasional (IMF) tentang dampak fiskal.