Mata uang Rusia terendah dalam 5 tahun terhadap euro
A
A
A
Sindonews.com - Mata uang Rusia, rouble mencapai titik terendah dalam lima tahun terhadap euro, Jumat (24/1/2014), mendekati rekor terlemah terhadap mata uang tunggal Eropa tersebut setelah meluncur selama berminggu-minggu.
Nilai rouble 47,12/euro dalam perdagangan sore di bursa efek Moskow, memperoleh lebih dari 0,6 persen, dekat dengan 47,25 rouble, mengutip puncak krisis keuangan Rusia pada awal 2009.
Dolar juga menguat lebih dari 0,6 persen terhadap mata uang Rusia dan diperdagangkan pada tingkat tertinggi dalam tiga tahun sebesar 34,48 rouble/USD di Moskow Exchange.
Mata uang Rusia dalam empat minggu terakhir telah kehilangan nilai lebih dari 4 persen terhadap euro dan USD, yang digunakan bank sentral untuk mengatur kebijakannya.
Para pedagang mengatakan, harga jual dipercepat setelah Menteri Ekonomi Alexei Ulyukayev mengatakan, rouble cenderung lebih lemah dalam beberapa pekan mendatang.
Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov kepada radio Moscow Echo menyatakan, pihaknya "melihat tidak ada masalah" dengan nilai tukar rouble saat ini. "Itu adalah kebijakan Bank Sentral dan otoritas keuangan - untuk membuat nilai tukar lebih fleksibel," jelas Siluanov.
Nilai rouble 47,12/euro dalam perdagangan sore di bursa efek Moskow, memperoleh lebih dari 0,6 persen, dekat dengan 47,25 rouble, mengutip puncak krisis keuangan Rusia pada awal 2009.
Dolar juga menguat lebih dari 0,6 persen terhadap mata uang Rusia dan diperdagangkan pada tingkat tertinggi dalam tiga tahun sebesar 34,48 rouble/USD di Moskow Exchange.
Mata uang Rusia dalam empat minggu terakhir telah kehilangan nilai lebih dari 4 persen terhadap euro dan USD, yang digunakan bank sentral untuk mengatur kebijakannya.
Para pedagang mengatakan, harga jual dipercepat setelah Menteri Ekonomi Alexei Ulyukayev mengatakan, rouble cenderung lebih lemah dalam beberapa pekan mendatang.
Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov kepada radio Moscow Echo menyatakan, pihaknya "melihat tidak ada masalah" dengan nilai tukar rouble saat ini. "Itu adalah kebijakan Bank Sentral dan otoritas keuangan - untuk membuat nilai tukar lebih fleksibel," jelas Siluanov.
(dmd)