Cuaca ektrim ancam produktivitas tanam
A
A
A
Sindonews.com - Cuaca ekstrem yang terus terjadi, dikhawatirkan turut mengganggu produktivitas lahan pertanian yang tersebar di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sekretaris Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Sulsel M Asri mengatakan, ada beberapa daerah yang lahan persawahannya diprediksi terendam banjir karena curah hujan yang sangat tinggi, seperti Bone dan Wajo.
Daerah ini, kata dia, sudah menjadi langganan banjir. Khusus pada 2013 lalu, di Kabupaten Wajo saja, jumlah lahan sawah yang terendam banjir mencapai 22.000 hektare.
"Dengan cuaca seperti ini maka pola pertanaman sangat bergantung dari perhitungan yang dilakukan oleh daerah-daerah rawan banjir tersebut. Karena daerah ini menjadi salah satu sentra beras kita harapkan cuaca ekstrem tidak terlalu mengganggu produktivitas padi di Sulsel," ungkapnya, Jumat (24/1/2014).
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Lutfi Halide mengungkapkan, laporan terakhir, sudah ada sekitar 5.000 hektar lahan pertanian yang telah terendam banjir. Ribuan hektar itu tersebar di kabupaten Soppeng, Wajo dan Bone.
Meski demikian, ungkap Lutfi, karena kondisi ini telah diprediksi sebelumnya, maka Dinas Pertanian telah menyiapkan bantuan cadangan benih kepada petani sehingga tidak akan menggaggu jadwal pertanaman musim gaduh.
"Jangan sampai ini mengganggu produktivitas kita. target surplus beras harus kita raih. Itu sebabnya kami juga telah menyiapkan areal sawah baru," ungkapnya.
Menurut Lutfi, selama kurun 6 tahun sejak 2006 sampai 2012, Sulsel sudah mencetak 17 ribu hektar sawah. Sementara di tahun ini, ditagetkan akan terbentuk 3.700 hektar yang tersebar di beberapa kabupaten yakni Barru, Wajo, Bone, Soppeng dan Luwu Timur.
Sekretaris Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Sulsel M Asri mengatakan, ada beberapa daerah yang lahan persawahannya diprediksi terendam banjir karena curah hujan yang sangat tinggi, seperti Bone dan Wajo.
Daerah ini, kata dia, sudah menjadi langganan banjir. Khusus pada 2013 lalu, di Kabupaten Wajo saja, jumlah lahan sawah yang terendam banjir mencapai 22.000 hektare.
"Dengan cuaca seperti ini maka pola pertanaman sangat bergantung dari perhitungan yang dilakukan oleh daerah-daerah rawan banjir tersebut. Karena daerah ini menjadi salah satu sentra beras kita harapkan cuaca ekstrem tidak terlalu mengganggu produktivitas padi di Sulsel," ungkapnya, Jumat (24/1/2014).
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Lutfi Halide mengungkapkan, laporan terakhir, sudah ada sekitar 5.000 hektar lahan pertanian yang telah terendam banjir. Ribuan hektar itu tersebar di kabupaten Soppeng, Wajo dan Bone.
Meski demikian, ungkap Lutfi, karena kondisi ini telah diprediksi sebelumnya, maka Dinas Pertanian telah menyiapkan bantuan cadangan benih kepada petani sehingga tidak akan menggaggu jadwal pertanaman musim gaduh.
"Jangan sampai ini mengganggu produktivitas kita. target surplus beras harus kita raih. Itu sebabnya kami juga telah menyiapkan areal sawah baru," ungkapnya.
Menurut Lutfi, selama kurun 6 tahun sejak 2006 sampai 2012, Sulsel sudah mencetak 17 ribu hektar sawah. Sementara di tahun ini, ditagetkan akan terbentuk 3.700 hektar yang tersebar di beberapa kabupaten yakni Barru, Wajo, Bone, Soppeng dan Luwu Timur.
(gpr)