Bos baru Total prioritaskan Blok Mahakam
A
A
A
Sindonews.com – Total E&P Indonesie menunjuk Hardy Pramono sebagai Presiden & General Manager menggantikan Elisabeth Proust yang menjabat selama periode 2008-2013.
“Prioritas yang akan saya utamakan adalah menahan laju penurunan produksi Blok Mahakam,” kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Senin (27/1/2014).
Seperti diketahui, secara aktif perusahaan migas asal Perancis ini telah mengadakan kegiatan eksplorasi di beberapa blok migas baru. Saat ini, Total E&P Indonesie mengelola operasi di Blok Mahakam dengan produksi yang sebagian besar berasal dari lapangan-lapangan tua (mature fields).
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, produksi gas pada tahun lalu mencapai rata-rata 1,7 billion cubic feet (BCF) per hari atau 11 persen di atas target dan produksi liquid (minyak dan kondensat) mencapai 67,6 ribu barel per hari (bph), yang kurang lebih sama dengan target pada Work Program & Budget.
“Kemudian prioritas lain adalah penerapan ketat prinsip-prinsip health, safety and environment (HSE), sehingga angka kecelakaan kerja tetap ditekan serendah mungkin. Penerapan prinsip-prinsip HSE harus satu napas dengan penerapan good corporate governance and compliance,” tutur dia.
Penunjukkan Hardy Pramono sebagai orang nomor satu di afiliasi menunjukan bahwa perusahaan multinasional ini 97 persen karyawannya adalah putra dan putri Indonesia.
“Jadi walaupun 100 persen sahamnya dimiliki oleh perusahaan multinasional, Total Indonesie juga layak disebut sebagai perusahaan Indonesia,” kata dia.
Sekedar informasi, Hardy sebelumnya menjabat Executive Vice President of Operations & East Kalimantan District Manager Total Indonesie di Balikpapan. Total Indonesie menginformasikan bahwa dia merupakan orang Indonesia pertama yang menduduki jabatan tertinggi di East Kalimantan District.
Dia juga merupakan orang Indonesia pertama yang memimpin salah satu afiliasi Total SA. Hal ini sejalan dengan kebijakan Group Total dalam mempromosikan kader-kader manajemen internasionalnya.
“Prioritas yang akan saya utamakan adalah menahan laju penurunan produksi Blok Mahakam,” kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Senin (27/1/2014).
Seperti diketahui, secara aktif perusahaan migas asal Perancis ini telah mengadakan kegiatan eksplorasi di beberapa blok migas baru. Saat ini, Total E&P Indonesie mengelola operasi di Blok Mahakam dengan produksi yang sebagian besar berasal dari lapangan-lapangan tua (mature fields).
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, produksi gas pada tahun lalu mencapai rata-rata 1,7 billion cubic feet (BCF) per hari atau 11 persen di atas target dan produksi liquid (minyak dan kondensat) mencapai 67,6 ribu barel per hari (bph), yang kurang lebih sama dengan target pada Work Program & Budget.
“Kemudian prioritas lain adalah penerapan ketat prinsip-prinsip health, safety and environment (HSE), sehingga angka kecelakaan kerja tetap ditekan serendah mungkin. Penerapan prinsip-prinsip HSE harus satu napas dengan penerapan good corporate governance and compliance,” tutur dia.
Penunjukkan Hardy Pramono sebagai orang nomor satu di afiliasi menunjukan bahwa perusahaan multinasional ini 97 persen karyawannya adalah putra dan putri Indonesia.
“Jadi walaupun 100 persen sahamnya dimiliki oleh perusahaan multinasional, Total Indonesie juga layak disebut sebagai perusahaan Indonesia,” kata dia.
Sekedar informasi, Hardy sebelumnya menjabat Executive Vice President of Operations & East Kalimantan District Manager Total Indonesie di Balikpapan. Total Indonesie menginformasikan bahwa dia merupakan orang Indonesia pertama yang menduduki jabatan tertinggi di East Kalimantan District.
Dia juga merupakan orang Indonesia pertama yang memimpin salah satu afiliasi Total SA. Hal ini sejalan dengan kebijakan Group Total dalam mempromosikan kader-kader manajemen internasionalnya.
(rna)