Visa: Konsumen belanja online RI berusia muda
A
A
A
Sindonews.com - Perusahaan penyedia teknologi pembayaran global Visa mengungkapkan, generasi baru para pembeli online di Indonesia kini berusia lebih muda dan lebih bersedia untuk membelanjakan lebih banyak uang mereka di berbagai situs belanja online.
Survei ini menemukan bahwa 76 persen dari pengguna internet di Indonesia pernah berbelanja secara online dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.
Para pembeli online ini cenderung berusia lebih muda dibandingkan para pembeli offline, di mana hampir separuh dari para pembeli online (48 persen) berusia 18-30 tahun. Mereka juga memiliki pemasukan rata-rata lebih besar serta membelanjakan rata-rata Rp5,5 juta per tahun untuk belanja online.
Presiden Direktur PT Visa Indonesia Ellyana Fuad mengatakan, e-commerce di Indonesia berkembang dengan sangat pesat, seiring dengan semakin banyaknya anak muda Indonesia yang terhubung dengan internet, terutama melalui smartphone.
"Penyebaran dari pasar online, serta peningkatan jumlah retailer online tahun lalu menunjukkan secara jelas bahwa terjadi perubahan pada perilaku belanja online para kawula muda," kata Ellyana dalam rilisnya di Jakarta, Senin (27/1/2014).
Dalam survei ini, para respondennya dikategorikan berdasarkan jumlah produk dan layanan yang mereka pesan secara online. Terdapat tiga tipe dari para pembeli online yang teridentifikasi.
Pertama adalah kategori pembeli mature (48 persen). Para pembeli dalam kategori mature ini rata-rata membelanjakan uang senilai Rp6,5 juta per bulan, mayoritas untuk kategori travel, retail dan layanan lainnya.
Kedua adalah emergent (23 persen), yaitu para pembeli online yang hanya membeli satu atau dua jenis barang secara online. Mereka biasanya membelanjakan sekitar Rp4 juta setiap bulan.
Ketiga adalah evolving (29 persen), yaitu para pembeli online yang berbelanja sekitar Rp5 juta per bulan untuk membeli 3-4 jenis barang secara online.
Tiap-tiap kategori tersebut memiliki preferensi tersendiri mengenai bagaimana metode pembayaran online yang mereka sukai. Seiring dengan bertambahnya pengalaman mereka dalam berbelanja online, dari emergent menjadi mature, metode pembayaran mereka pun berubah.
Hasil dari survei ini menunjukkan bahwa semakin terbiasa mereka dengan online shopping, maka semakin rendah preferensi mereka untuk menggunakan sarana transfer melalui ATM, yaitu 45 persen untuk para pengguna emergent dan 28 persen untuk para pengguna mature.
Sementara itu, preferensi kategori mature (16 persen) untuk menggunakan kartu kredit juga lebih besar dibandingkan kategori emergent (7 persen).
"Kami memahami bahwa keamanan dalam pembayaran menjadi salah satu faktor penting dalam bertransaksi secara online," kata dia.
Hal itu yang mendorong Visa untuk menambahkan lapisan khusus berupa layanan Verified by Visa, sebuah metode pengamanan yang dapat memeriksa para pemegang kartu Visa menggunakan password sekali pakai untuk bertransaksi online.
Survei ini menemukan bahwa 76 persen dari pengguna internet di Indonesia pernah berbelanja secara online dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.
Para pembeli online ini cenderung berusia lebih muda dibandingkan para pembeli offline, di mana hampir separuh dari para pembeli online (48 persen) berusia 18-30 tahun. Mereka juga memiliki pemasukan rata-rata lebih besar serta membelanjakan rata-rata Rp5,5 juta per tahun untuk belanja online.
Presiden Direktur PT Visa Indonesia Ellyana Fuad mengatakan, e-commerce di Indonesia berkembang dengan sangat pesat, seiring dengan semakin banyaknya anak muda Indonesia yang terhubung dengan internet, terutama melalui smartphone.
"Penyebaran dari pasar online, serta peningkatan jumlah retailer online tahun lalu menunjukkan secara jelas bahwa terjadi perubahan pada perilaku belanja online para kawula muda," kata Ellyana dalam rilisnya di Jakarta, Senin (27/1/2014).
Dalam survei ini, para respondennya dikategorikan berdasarkan jumlah produk dan layanan yang mereka pesan secara online. Terdapat tiga tipe dari para pembeli online yang teridentifikasi.
Pertama adalah kategori pembeli mature (48 persen). Para pembeli dalam kategori mature ini rata-rata membelanjakan uang senilai Rp6,5 juta per bulan, mayoritas untuk kategori travel, retail dan layanan lainnya.
Kedua adalah emergent (23 persen), yaitu para pembeli online yang hanya membeli satu atau dua jenis barang secara online. Mereka biasanya membelanjakan sekitar Rp4 juta setiap bulan.
Ketiga adalah evolving (29 persen), yaitu para pembeli online yang berbelanja sekitar Rp5 juta per bulan untuk membeli 3-4 jenis barang secara online.
Tiap-tiap kategori tersebut memiliki preferensi tersendiri mengenai bagaimana metode pembayaran online yang mereka sukai. Seiring dengan bertambahnya pengalaman mereka dalam berbelanja online, dari emergent menjadi mature, metode pembayaran mereka pun berubah.
Hasil dari survei ini menunjukkan bahwa semakin terbiasa mereka dengan online shopping, maka semakin rendah preferensi mereka untuk menggunakan sarana transfer melalui ATM, yaitu 45 persen untuk para pengguna emergent dan 28 persen untuk para pengguna mature.
Sementara itu, preferensi kategori mature (16 persen) untuk menggunakan kartu kredit juga lebih besar dibandingkan kategori emergent (7 persen).
"Kami memahami bahwa keamanan dalam pembayaran menjadi salah satu faktor penting dalam bertransaksi secara online," kata dia.
Hal itu yang mendorong Visa untuk menambahkan lapisan khusus berupa layanan Verified by Visa, sebuah metode pengamanan yang dapat memeriksa para pemegang kartu Visa menggunakan password sekali pakai untuk bertransaksi online.
(rna)