Rupiah berpeluang lanjutkan penguatan
A
A
A
Sindonews.com - Laju rupiah diproyeksi kembali mencatat penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (USD) setelah pada perdagangan kemarin secara mengejutkan rupiah berhasil mencatat penguatan meski pada rentang yang sangat tipis.
"Laju rupiah kembali di atas support Rp12.260. Rentang rupiah di kisaran Rp12.255-12.221 mengacu kurs tengah BI," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Rabu (5/2/2014).
Menilik perdagangan kemarin, tampak laju rupiah dapat terapresiasi tipis meski laju euro dan yen berbalik turun seiring kabar yang beredar bahwa ECB kemungkinan akan menambah stimulus untuk menumbuhkan perekonomian zona Eropa yang sebelumnya merendahkan mata uangnya dan respon terhadap kemungkinan naiknya Bursa Berjangka AS.
"Keputusan ECB yang mempertimbangkan untuk mengakhiri sterilisasi pembelian obligasi, di mana nantinya akan menambah likuiditas ke sistem keuangan zona Eropa tampaknya belum direspon positif," kata Reza.
Sementara, keputusan Bank Sentral Australia yang mempertahankan RBA rate-nya di level 2,5 persen dan negatifnya laju bursa saham AS dan Eropa langsung direspon negatif.
"Keputusan RBA yang mempertahankan RBA rate di level 2,5 persen membuat mata uang dolar Australia terapresiasi dan naiknya beberapa mata uang emerging market pasca pernyataan Presiden Brazil, Roussef, yang berkomitmen menurunkan harga untuk meredam tingginya inflasi turut berimbas pada laju rupiah, sehingga pelemahan pun dapat tertahann" papar Reza.
Kemarin, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di level Rp12.248 per USD atau terangkat 3 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp12.251 per USD.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg berakhir pada level Rp12.203 per USD. Posisi ini terapresiasi 37 poin dibanding Senin (3/2/2014) di level Rp12.240 per USD.
"Laju rupiah kembali di atas support Rp12.260. Rentang rupiah di kisaran Rp12.255-12.221 mengacu kurs tengah BI," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Rabu (5/2/2014).
Menilik perdagangan kemarin, tampak laju rupiah dapat terapresiasi tipis meski laju euro dan yen berbalik turun seiring kabar yang beredar bahwa ECB kemungkinan akan menambah stimulus untuk menumbuhkan perekonomian zona Eropa yang sebelumnya merendahkan mata uangnya dan respon terhadap kemungkinan naiknya Bursa Berjangka AS.
"Keputusan ECB yang mempertimbangkan untuk mengakhiri sterilisasi pembelian obligasi, di mana nantinya akan menambah likuiditas ke sistem keuangan zona Eropa tampaknya belum direspon positif," kata Reza.
Sementara, keputusan Bank Sentral Australia yang mempertahankan RBA rate-nya di level 2,5 persen dan negatifnya laju bursa saham AS dan Eropa langsung direspon negatif.
"Keputusan RBA yang mempertahankan RBA rate di level 2,5 persen membuat mata uang dolar Australia terapresiasi dan naiknya beberapa mata uang emerging market pasca pernyataan Presiden Brazil, Roussef, yang berkomitmen menurunkan harga untuk meredam tingginya inflasi turut berimbas pada laju rupiah, sehingga pelemahan pun dapat tertahann" papar Reza.
Kemarin, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di level Rp12.248 per USD atau terangkat 3 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp12.251 per USD.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg berakhir pada level Rp12.203 per USD. Posisi ini terapresiasi 37 poin dibanding Senin (3/2/2014) di level Rp12.240 per USD.
(rna)