Berbisnis batik abstrak raup untung besar
A
A
A
BAGI pecinta seni, nama pelukis Popo Iskandar (Alm) dan RH Djuariah Iskandar pasti sudah tidak asing lagi. Darah seni rupanya juga mengalir kepada anak mereka, yakni Tetet Cahyati yang mencintai batik abstrak.
Tetet sudah dibiasakan mencintai seni sejak kecil. Berawal dari kegemarannya membuat sebuah puisi, kini Tetet Cahyati menuai sukses bersama butik batik abstraknya.
Hobi Tetet yang mulanya hanya membuat puisi, lama kelamaan berkembang menjadi lukisan hingga akhirnya membuat pola batik abstrak. Dan berkat hobinya membuat puisi, melukis, dan mendesain batik abstrak, dia pun sukses memiliki Galeri Batik Tetet Cahyati di Bandung, Jawa Barat.
"Aku dari kecil hingga remaja suka sekali menulis puisi. Lama-lama puisi aku banyak. Kemudian, aku berpikir untuk menuangkan puisi ke dalam lukisan. Ternyata hasilnya memuaskan hati. Dari lukisan, kemudian aku pun mencoba membuat desain batik. Itulah ceritanya kenapa nama batikku adalah batik abstrak," ungkap Tetet dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Senin (10/2/2014).
Nama batik abstrak sendiri sebenarnya juga ditemui tanpa sengaja. Ketika dia melihat-lihat puisi dan lukisan, terlintas dalam benak Tetet untuk membuat motif batik dalam kain. Tangannya pun mulai membuat motif yang sesuai dengan puisinya. Akhirnya motif batik abstrak pun tercipta.
Motif bergambar kotak, persegi, lingkaran, segitiga, dan garis-garis abstrak menjadi ciri khas Tetet. Setiap kain batik abstrak yang dilukiskan Tetet, pastinya memiliki puisi sendiri. Sebut saja kain batik abstrak Cahaya Jiwa yang juga memiliki puisi dan lukisan bernama sama.
Di tangan Tetet, kain Cahaya Jiwa tersebut diubah menjadi rok panjang atau selendang pelengkap kebaya. Tidak hanya Cahaya Jiwa, setiap bulannya Tetet bisa melukis kain batik abstrak sebanyak 100 buah.
Uniknya lagi, setiap lukisan pada kain motifnya selalu berbeda. Jadi bisa dibilang karya batik abstrak Tetet termasuk limited edition, bukan karya massal.
"Pembeli dan pelanggan di galeriku kebetulan sangat suka dengan karya-karyaku. Menurut mereka karyaku dalam bentuk lukisan di kanvas dan di kain sangat unik. Apalagi jumlahnya hanya satu, dan tidak ada yang bermotif sama," kata Tetet.
Meskipun sudah mengantongi gelar Doktor Ekonomi, dia tetap tidak bisa melepaskan gairahnya untuk melukis, membatik, dan membuat puisi.
Khusus untuk lukisan batiknya pada kain, Tetet juga memilih bahan yang bagus yakni katun dan sutra. Harga dari lukisan batik Tetet di kain berkisar antara Rp300.000 sampai Rp3 juta.
Bukan hanya menuangkan kreativitas dalam kain, Tetet juga mulai berani mendesain busana ready to wear untuk wanita dan anak-anak. Hobinya melukis abstrak sekarang ini sudah bisa dinikmati dan dikoleksi langsung oleh semua orang.
Desain batik abstrak dalam busana ready to wear tersebut bisa dilihat dalam Galeri Batik Tetet Cahyati di Jalan Tirtasari III No 9 Bandung. Selain batik abstrak, Tetet juga mengembangkan hobinya membuat aksesoris dan dompet.
Khusus untuk aksesoris, dia mengikutsertakan putrinya dalam mendesain kalung, gelang, dan dompet. Adapun harga dari setiap jenis aksesoris beragam, mulai dari Rp60.000 sampai Rp300.000.
"Khusus untuk aksesoris, saya masih mengandalkan imajinasinya. Setiap kali imajinasi saya muncul, otomatis ada sebuah karya yang saya torehkan, dan batik abstrak makin diminati," pungkasnya.
Tetet sudah dibiasakan mencintai seni sejak kecil. Berawal dari kegemarannya membuat sebuah puisi, kini Tetet Cahyati menuai sukses bersama butik batik abstraknya.
Hobi Tetet yang mulanya hanya membuat puisi, lama kelamaan berkembang menjadi lukisan hingga akhirnya membuat pola batik abstrak. Dan berkat hobinya membuat puisi, melukis, dan mendesain batik abstrak, dia pun sukses memiliki Galeri Batik Tetet Cahyati di Bandung, Jawa Barat.
"Aku dari kecil hingga remaja suka sekali menulis puisi. Lama-lama puisi aku banyak. Kemudian, aku berpikir untuk menuangkan puisi ke dalam lukisan. Ternyata hasilnya memuaskan hati. Dari lukisan, kemudian aku pun mencoba membuat desain batik. Itulah ceritanya kenapa nama batikku adalah batik abstrak," ungkap Tetet dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Senin (10/2/2014).
Nama batik abstrak sendiri sebenarnya juga ditemui tanpa sengaja. Ketika dia melihat-lihat puisi dan lukisan, terlintas dalam benak Tetet untuk membuat motif batik dalam kain. Tangannya pun mulai membuat motif yang sesuai dengan puisinya. Akhirnya motif batik abstrak pun tercipta.
Motif bergambar kotak, persegi, lingkaran, segitiga, dan garis-garis abstrak menjadi ciri khas Tetet. Setiap kain batik abstrak yang dilukiskan Tetet, pastinya memiliki puisi sendiri. Sebut saja kain batik abstrak Cahaya Jiwa yang juga memiliki puisi dan lukisan bernama sama.
Di tangan Tetet, kain Cahaya Jiwa tersebut diubah menjadi rok panjang atau selendang pelengkap kebaya. Tidak hanya Cahaya Jiwa, setiap bulannya Tetet bisa melukis kain batik abstrak sebanyak 100 buah.
Uniknya lagi, setiap lukisan pada kain motifnya selalu berbeda. Jadi bisa dibilang karya batik abstrak Tetet termasuk limited edition, bukan karya massal.
"Pembeli dan pelanggan di galeriku kebetulan sangat suka dengan karya-karyaku. Menurut mereka karyaku dalam bentuk lukisan di kanvas dan di kain sangat unik. Apalagi jumlahnya hanya satu, dan tidak ada yang bermotif sama," kata Tetet.
Meskipun sudah mengantongi gelar Doktor Ekonomi, dia tetap tidak bisa melepaskan gairahnya untuk melukis, membatik, dan membuat puisi.
Khusus untuk lukisan batiknya pada kain, Tetet juga memilih bahan yang bagus yakni katun dan sutra. Harga dari lukisan batik Tetet di kain berkisar antara Rp300.000 sampai Rp3 juta.
Bukan hanya menuangkan kreativitas dalam kain, Tetet juga mulai berani mendesain busana ready to wear untuk wanita dan anak-anak. Hobinya melukis abstrak sekarang ini sudah bisa dinikmati dan dikoleksi langsung oleh semua orang.
Desain batik abstrak dalam busana ready to wear tersebut bisa dilihat dalam Galeri Batik Tetet Cahyati di Jalan Tirtasari III No 9 Bandung. Selain batik abstrak, Tetet juga mengembangkan hobinya membuat aksesoris dan dompet.
Khusus untuk aksesoris, dia mengikutsertakan putrinya dalam mendesain kalung, gelang, dan dompet. Adapun harga dari setiap jenis aksesoris beragam, mulai dari Rp60.000 sampai Rp300.000.
"Khusus untuk aksesoris, saya masih mengandalkan imajinasinya. Setiap kali imajinasi saya muncul, otomatis ada sebuah karya yang saya torehkan, dan batik abstrak makin diminati," pungkasnya.
(izz)