Jateng anggarkan Rp3,2 M untuk latih UMKM-koperasi
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menganggarkan Rp3,2 miliar untuk pelatihan pengurus koperasi dan UMKM. Total peserta pelatihan kompetensi sebanyak 1.525 orang, terdiri dari 450 orang pengurus koperasi dan 1.075 orang dari UMKM.
Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko menjelaskan, dalam mendukung ekonomi kerakyatan, koperasi dan UMKM harus berkembang. Pemerintah akan mendorong koperasi dan UMKM yang merupakan tempat usaha masyarakat kecil dan mendukung pasarnya. Untuk itu, Wagub mengajak masyarakat Jawa Tengah mencintai produk lokal daripada produk impor.
“Produk lokal, bisa menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan. Kalau belum bisa ekspor, kita sendiri yang harus memulai menggunakan dan mencintai produk lokal daripada produk impor,” ujarnya, usai memberikan bantuan kepada sejumlah UMKM, Senin (10/2/2014).
Dia mengatakan, pasar UMKM harus diciptakan sendiri oleh masyarkat Jawa Tengah. Tanpa menciptakan sendiri, sulit bertahan hidup. Jawa tengah menjadi pasar yang diincar produk-produk luar negeri karena pasarnya sangat besar.
“Sepatu misalnya, ini yang saya pakai sepatu produk lokal solo. Kualitasnya bagus dan nyaman,” ujar Heru sembari menunjukkan sepatu yang digunakannya.
Dia melihat masyarakat masih terjebak produk-produk impor, sehingga melupakan produk lokal yang sebenarnya memiliki kualitas yang tak kalah bagus. Menurutnya, saat ini UMKM tidak usah berbicara soal ekspor dulu, tetapi bagaimana terus meningkatkan kompetensi sehingga mampu bersaing dengan usaha lain.
“Kita tidak munafik butuh barang impor. Tetapi, sebatas mesin-mesin produksi. Sedangkan sandang dan pangan cukup dari produk kita sendiri,” tandasnya.
Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko menjelaskan, dalam mendukung ekonomi kerakyatan, koperasi dan UMKM harus berkembang. Pemerintah akan mendorong koperasi dan UMKM yang merupakan tempat usaha masyarakat kecil dan mendukung pasarnya. Untuk itu, Wagub mengajak masyarakat Jawa Tengah mencintai produk lokal daripada produk impor.
“Produk lokal, bisa menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan. Kalau belum bisa ekspor, kita sendiri yang harus memulai menggunakan dan mencintai produk lokal daripada produk impor,” ujarnya, usai memberikan bantuan kepada sejumlah UMKM, Senin (10/2/2014).
Dia mengatakan, pasar UMKM harus diciptakan sendiri oleh masyarkat Jawa Tengah. Tanpa menciptakan sendiri, sulit bertahan hidup. Jawa tengah menjadi pasar yang diincar produk-produk luar negeri karena pasarnya sangat besar.
“Sepatu misalnya, ini yang saya pakai sepatu produk lokal solo. Kualitasnya bagus dan nyaman,” ujar Heru sembari menunjukkan sepatu yang digunakannya.
Dia melihat masyarakat masih terjebak produk-produk impor, sehingga melupakan produk lokal yang sebenarnya memiliki kualitas yang tak kalah bagus. Menurutnya, saat ini UMKM tidak usah berbicara soal ekspor dulu, tetapi bagaimana terus meningkatkan kompetensi sehingga mampu bersaing dengan usaha lain.
“Kita tidak munafik butuh barang impor. Tetapi, sebatas mesin-mesin produksi. Sedangkan sandang dan pangan cukup dari produk kita sendiri,” tandasnya.
(dmd)