LCGP akan bangun superblok di Jakarta Rp3 T

Rabu, 12 Februari 2014 - 11:07 WIB
LCGP akan bangun superblok di Jakarta Rp3 T
LCGP akan bangun superblok di Jakarta Rp3 T
A A A
Sindonews.com - Menilik perkembangan jumlah masyarakat kelas ekonomi menengah, tuntutan kebutuhan akan hunian ikut meningkat. Peluang tersebut langsung direspon PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP) dengan beralih fokus dari bisnis minyak dan gas (migas) ke bidang properti.

Emiten yang sebelumnya bernama PT Laguna Cipta Griya itu akan membangun superblok dan kawasan terintegrasi seluas 24 hektar (ha) senilai Rp3 triliun di Jakarta.

Presiden Direktur LCGP Lukman Purnomosidi mengatakan, kebutuhan hunian, perkantoran dan kawasan industri di Indonesia terutama di Jakarta masih sangat tinggi. Hal tersebut tercermin dalam hasil riset global dari Pricewaterhouse Coopers (PwC) yang dirilis 2013.

Sebagai negara dengan pertumbuhan kredit dan Gross Domestic Product (GDP) tertinggi kedua setelah Tiongkok, Jakarta menempati urutan pertama sebagai city investment prospect.

Rekomendasi beli properti, perkantoran dan apartemen di ibu kota Indonesia ini juga menempati urutan pertama sebesar 53,54 persen mengalahkan kota lain di dunia. Sementara untuk kawasan industri dan pergudangan menempati urutan kedua setelah Tiongkok (secondary cities) dan untuk hotel menempati urutan keempat.

”Padahal yang diwawancara dalam riset ini ada puluhan, semuanya jagoan ekonomi dan properti dunia. Analisnya juga begitu tapi tidak ada satu pun dari Indonesia,” papar dia.

Atas dasar itu perseroan optimis melanjutkan bisnis properti dengan membangun kawasan terintegrasi mulai dari hunian, perkantoran, sampai komersial seluas 24 ha di Jakarta Timur.

Desainnya sudah dirampungkan oleh Dr Marcia Codinachs, arsitek ternama yang juga menggarap beberapa proyek internasional seperti Marina Hemingway (Kuba), Burj Tower dan Spanish Tower (Dubai), Petrovietnam dan lainnya. Proyeknya diberi nama Eureka Township.

Lukman mengatakan, proyek ini terbagi dalam empat tahap. Tahap pertama, lot A seluas 3,8 ha mulai dikerjakan pada semester II/2014 dengan perkiraan investasi antara Rp2,5 triliun sampai Rp 3 triliun.

”Lot A ini terdiri dari delapan tower. Empat apartemen dan selebihnya office sama hotel,” ucap dia.

Pihaknya merasa perlu untuk membangun kawasan serupa Sudirman Central Business Distric (SCBD) itu di tempat lain di luar segitiga emas Jakarta agar tidak terjadi penumpukan arus bisnis di satu tempat.

”Padahal demand-nya tetap tinggi. Sekarang sewa seperti di kawasan bisnis yang ada di Jakarta ini sudah ada Rp200 juta per meter. Kalau tidak dipisah ke kawasan lain, mau sampai berapa harganya? Rp1 miliar per meter? Kan tidak mungkin, maka harus ada tempat baru dengan harga lebih rendah bagi mereka yang mau memulai dari awal,” tutur dia.

Direktur dan Corporate Secretary LCGP Danny Bustami mengatakan, pendanaan untuk proyek tahap awal masih dirasa cukup dari dana hasil sisa penerbitan saham baru (rights issue) senilai Rp1,47 triliun pada November 2013.

”Sementara masih cukup karena nanti dari pembangunan bertahap ada proses penjualan awal juga. Toh kalau kekurangan, kami belum punya utang, sedangkan ekuitas kita Rp1,7 triliun sehingga sangat memungkinkan meraih dana eksternal,” ujar dia.

Saat ini, perseroan menyiapkan dana cadangan Rp500 miliar yang dalam proses kajian apakah melalui pinjaman perbankan, menerbitkan obligasi atau medium term notes (MTN).

”Tapi sifatnya lebih ke dana standby saja. Mana paling memungkinkan nanti,” kata Danny.

Penerbitan rights issue itu yang menghembuskan kembali nafas bisnis properti LCGP setelah sempat terseok lalu diincar pemodal yang bergerak di bisnis migas. Namun pada tahap akhir, pemodal itu mendapatkan mitra strategis lain, sehingga gagal melakukan backdoor listing terhadap LCGP.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8085 seconds (0.1#10.140)