PT Pos: Pasar jasa kurir di Indonesia Rp149 triliun
A
A
A
Sindonews.com - PT Pos Indonesia (Persero) bersama Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres dan Logistik Indonesia (Asperindo) menyelenggarakan diskusi panel bertajuk 'Postal Industry Outlook dan Kesiapan Menghadapi ASEAN Economic Community 2015'.
Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Budi Setiawan menjelaskan, pasar jasa kurir di Indonesia mencapai Rp149 triliun, dari total pasar logistik di Indonesia mencapai lebih Rp1.734 triliun.
"Inilah peluang bisnis industri kita secara umum. Karena itu, potensi pasar yang besar wajar jika pertumbuhan perusahaan dibidang bisnis ini meningkat rata-rata 7 persen. Sehingga persaingan dalam negeri untuk merebut pasar sangat tajam," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (12/2/2014).
Menghadapi kondisi ini, kata dia, semua pelaku bisnis harus bertransformasi bisnis masing-masing. PT Pos Indonesia saat ini sedang dalam proses reposisi menuju Postal Network Company dengan Vision to be a trusted postal service company.
Hal ini sejalan dengan salah satu pasal dalam UU No 38/2009 tentang Pos, yaitu ada kewajiban interconnection antar sesama penyelenggara pos.
Pos Indonesia merupakan BUMN besar dan strategis, dengan jumlah karyawan lebih dari 28 ribu orang dan aset tersebar di seluruh pelosok tanah air hingga ke kota-kota kecamatan, yaitu sebanyak 3.892 Kantor Pos Pemeriksa (KPRK) dan cabangnya.
Sebanyak 3.746 Kantor Pos yang sudah online (64-512 Kbps, dedicated conection) yang diperkuat oleh Agenspos sebanyak 11.835 unit.
"Ini sumber daya dan infrastruktur yang dapat dioptimalkan memperkuat barisan pengembangan industri pos nasional ke depan melalui regulasi interkoneksi yang dimaksud UU 38/2009 tersebut," jelas dia.
Budi mengatakan, kekuatan dan jaringan yang dimiliki Pos Indonesia, mencoba menjadikan leading sector dalam mendistribusikan dokumen dan barang yang nantinya menjadi sebuah titik-titik konektifitas layanan di Indonesia.
"Dengan bergabungnya Pos Indonesia dengan Asperindo, diharapkan semakin melengkapi kapabilitas masing-masing perusahaan industri pos nasional. Yaitu BUMN dan BUMS agar dapat menajdi perusahaan yang lebih tangguh," pungkasnya.
Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Budi Setiawan menjelaskan, pasar jasa kurir di Indonesia mencapai Rp149 triliun, dari total pasar logistik di Indonesia mencapai lebih Rp1.734 triliun.
"Inilah peluang bisnis industri kita secara umum. Karena itu, potensi pasar yang besar wajar jika pertumbuhan perusahaan dibidang bisnis ini meningkat rata-rata 7 persen. Sehingga persaingan dalam negeri untuk merebut pasar sangat tajam," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (12/2/2014).
Menghadapi kondisi ini, kata dia, semua pelaku bisnis harus bertransformasi bisnis masing-masing. PT Pos Indonesia saat ini sedang dalam proses reposisi menuju Postal Network Company dengan Vision to be a trusted postal service company.
Hal ini sejalan dengan salah satu pasal dalam UU No 38/2009 tentang Pos, yaitu ada kewajiban interconnection antar sesama penyelenggara pos.
Pos Indonesia merupakan BUMN besar dan strategis, dengan jumlah karyawan lebih dari 28 ribu orang dan aset tersebar di seluruh pelosok tanah air hingga ke kota-kota kecamatan, yaitu sebanyak 3.892 Kantor Pos Pemeriksa (KPRK) dan cabangnya.
Sebanyak 3.746 Kantor Pos yang sudah online (64-512 Kbps, dedicated conection) yang diperkuat oleh Agenspos sebanyak 11.835 unit.
"Ini sumber daya dan infrastruktur yang dapat dioptimalkan memperkuat barisan pengembangan industri pos nasional ke depan melalui regulasi interkoneksi yang dimaksud UU 38/2009 tersebut," jelas dia.
Budi mengatakan, kekuatan dan jaringan yang dimiliki Pos Indonesia, mencoba menjadikan leading sector dalam mendistribusikan dokumen dan barang yang nantinya menjadi sebuah titik-titik konektifitas layanan di Indonesia.
"Dengan bergabungnya Pos Indonesia dengan Asperindo, diharapkan semakin melengkapi kapabilitas masing-masing perusahaan industri pos nasional. Yaitu BUMN dan BUMS agar dapat menajdi perusahaan yang lebih tangguh," pungkasnya.
(izz)