Harga minyak di perdagangan Asia bervariasi
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini bervariasi (mixed), dengan cuaca dingin di Amerika Serikat (AS) mendorong permintaan bahan bakar pemanas lebih tinggi dan kenaikan pertumbuhan kredit di China. Investor sendiri menunggu lead segar setelah penutupan pasar keuangan di AS, terkait hari libur nasional.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret diperdagangkan di angka USD100,71 per barel, naik 41 sen dari penutupan Jumat (14/2/2014). Sementara minyak mentah Brent North Sea, patokan Eropa untuk April turun sembilan sen menjadi USD109,09 per barel.
"Saat ini kita melihat kenaikan pertumbuhan kredit China menjadi kejutan, berbalik dengan musim dingin di AS yang memberikan dukungan jangka pendek untuk WTI," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Selasa (18/2/2014).
Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) melaporkan pinjaman bank-bank di China mencapai angka sekitar 1,3 triliun yuan (USD214 miliar) pada Januari 2014. Sementara pada Desember 2013, bank hanya memberikan pinjaman baru 482,5 miliar yuan.
Investor juga menunggu data awal indeks manajer pembelian (PMI) China dari raksasa perbankan Inggris, HSBC pada Februari 2014, yang akan dirilis Kamis (20/2/2014). Data ini sebagai salah satu petunjuk dari kesehatan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Seperti diketahui, PMI China Januari, pada sektor kunci manufaktur mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam enam bulan.
Di sisi lain, Phillip Futures menyebutkan, bahwa cuaca sangat dingin di Amerika Serikat juga membantu mendorong harga minyak lebih tinggi karena permintaan kuat untuk bahan bakar pemanas.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret diperdagangkan di angka USD100,71 per barel, naik 41 sen dari penutupan Jumat (14/2/2014). Sementara minyak mentah Brent North Sea, patokan Eropa untuk April turun sembilan sen menjadi USD109,09 per barel.
"Saat ini kita melihat kenaikan pertumbuhan kredit China menjadi kejutan, berbalik dengan musim dingin di AS yang memberikan dukungan jangka pendek untuk WTI," kata Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Selasa (18/2/2014).
Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) melaporkan pinjaman bank-bank di China mencapai angka sekitar 1,3 triliun yuan (USD214 miliar) pada Januari 2014. Sementara pada Desember 2013, bank hanya memberikan pinjaman baru 482,5 miliar yuan.
Investor juga menunggu data awal indeks manajer pembelian (PMI) China dari raksasa perbankan Inggris, HSBC pada Februari 2014, yang akan dirilis Kamis (20/2/2014). Data ini sebagai salah satu petunjuk dari kesehatan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Seperti diketahui, PMI China Januari, pada sektor kunci manufaktur mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam enam bulan.
Di sisi lain, Phillip Futures menyebutkan, bahwa cuaca sangat dingin di Amerika Serikat juga membantu mendorong harga minyak lebih tinggi karena permintaan kuat untuk bahan bakar pemanas.
(dmd)