ExxonMobil optimis produksi Blok Cepu sesuai target
A
A
A
Sindonews.com - ExxonMobil Indonesia optimis produksi minyak Blok Cepu terealisasi pada November 2014. Hal itu sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan produksi siap jual (lifting).
Vice President Goverment dan Public Affair ExxonMobil, Erwin Maryoto mengatakan, akan fokus pada pengembangan Lapangan Banyu Urip. Mobil Cepu Limited akan melakukan uji coba secara bertahap fasilitas pengadaan rekayasan konstruksi (EPC) 1, 3, dan 5 yang belum sepenuhnya beroperasi karena cuaca buruk akhir-akhir ini.
“Uji coba diharapkan Maret 2014 sudah selesai. Dengan begitu diharapkan minyak pertama dari blok tersebut dapat mengalir pada November,” kata dia di Jakarta, Selasa (18/2/2014).
Pengerjaan paket EPC rata-rata sudah mencapai 80 persen, akan tetapi ada pengerjaannya yang di bawah rata-rata. Namun Erwin mengaku bukan berati pengerjaannya lambat.
Bahkan Erwin juga mengatakan, telah menyiapkan beberapa alternatif untuk memastikan proyek berjalan tepat waktu dengan prioritas proyek berjalan cepat dan aman.
Kendati demikian, Erwin mengaku belum dapat memprediksi berapa banyak produksi minyak yang akan diproduksi tahun ini. “Kita lihat saja nanti produksi pertama dari proyek tersebut,” ujar dia.
Sebelumnya, pemerintah memperkirakan puncak produksi Blok Cepu sebanyak 165.000 barel per hari (bph) tercapai pada November 2014. Bahkan puncak produksi Blok Cepu semula ditargetkan mencapai puncak pada Juli 2014. Namun, setelah dievaluasi kembali, produksi diperkirakan mundur menjadi November.
Akibat keterlambatan produksi Banyu Urip pemerintah kemudian berencana merevisi target lifting dalam APBN 2014 ditetapkan sebesar 870.000 bph.
Blok Cepu dikelola Mobil Cepu Ltd (MCL), Ampolex Cepu Pte Ltd, PT Pertamina EP Cepu dan empat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yakni PT Sarana Patra Hulu Cepu (Jawa Tengah), PT Asri Dharma Sejahtera (Bojonegoro), PT Blora Patragas Hulu (Blora), dan PT Petrogas Jatim Utama Cendana (Jawa Timur) yang tergabung menjadi kontraktor di bawah KKS Cepu.
Sementara ExxonMobil memegang 45 persen dari total saham partisipasi Blok Cepu. Kontrak kerja sama Blok Cepu ini akan berlanjut hingga 2035.
Vice President Goverment dan Public Affair ExxonMobil, Erwin Maryoto mengatakan, akan fokus pada pengembangan Lapangan Banyu Urip. Mobil Cepu Limited akan melakukan uji coba secara bertahap fasilitas pengadaan rekayasan konstruksi (EPC) 1, 3, dan 5 yang belum sepenuhnya beroperasi karena cuaca buruk akhir-akhir ini.
“Uji coba diharapkan Maret 2014 sudah selesai. Dengan begitu diharapkan minyak pertama dari blok tersebut dapat mengalir pada November,” kata dia di Jakarta, Selasa (18/2/2014).
Pengerjaan paket EPC rata-rata sudah mencapai 80 persen, akan tetapi ada pengerjaannya yang di bawah rata-rata. Namun Erwin mengaku bukan berati pengerjaannya lambat.
Bahkan Erwin juga mengatakan, telah menyiapkan beberapa alternatif untuk memastikan proyek berjalan tepat waktu dengan prioritas proyek berjalan cepat dan aman.
Kendati demikian, Erwin mengaku belum dapat memprediksi berapa banyak produksi minyak yang akan diproduksi tahun ini. “Kita lihat saja nanti produksi pertama dari proyek tersebut,” ujar dia.
Sebelumnya, pemerintah memperkirakan puncak produksi Blok Cepu sebanyak 165.000 barel per hari (bph) tercapai pada November 2014. Bahkan puncak produksi Blok Cepu semula ditargetkan mencapai puncak pada Juli 2014. Namun, setelah dievaluasi kembali, produksi diperkirakan mundur menjadi November.
Akibat keterlambatan produksi Banyu Urip pemerintah kemudian berencana merevisi target lifting dalam APBN 2014 ditetapkan sebesar 870.000 bph.
Blok Cepu dikelola Mobil Cepu Ltd (MCL), Ampolex Cepu Pte Ltd, PT Pertamina EP Cepu dan empat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yakni PT Sarana Patra Hulu Cepu (Jawa Tengah), PT Asri Dharma Sejahtera (Bojonegoro), PT Blora Patragas Hulu (Blora), dan PT Petrogas Jatim Utama Cendana (Jawa Timur) yang tergabung menjadi kontraktor di bawah KKS Cepu.
Sementara ExxonMobil memegang 45 persen dari total saham partisipasi Blok Cepu. Kontrak kerja sama Blok Cepu ini akan berlanjut hingga 2035.
(gpr)