Harga minyak di dunia tergelincir

Kamis, 20 Februari 2014 - 20:46 WIB
Harga minyak di dunia tergelincir
Harga minyak di dunia tergelincir
A A A
Sindonews.com - Harga minyak mentah di perdagangan global hari ini turun, karena para pedagang bereaksi terhadap output negatif manufaktur China, konsumen terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS).

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, turun 61 sen menjadi USD109,86 per barel pada perdagangan di London. Sementara kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk Maret, kehilangan 16 sen menjadi USD103,15 per barel.

"Brent telah merosot kembali di bawah USD110, terserap data China yang lemah, sedangkan WTI melayang dekat dengan USD103, mendekati level tertinggi dalam empat bulan karena permintaan (bakar bakar) pemanas yang lebih tinggi," kata analis Inenco, Inggris, Lucy Sidebotham, seperti dilansir dari AFP, Kamis (20/2/2014).

"Angka-angka aktivitas manufaktur China menunjukkan pertumbuhan paling lambat dalam tujuh bulan, sedangkan angka kerja jatuh di laju tercepat dalam lima tahun. Ini mengetuk harga minyak karena kekhawatiran permintaan di konsumen terbesar kedua itu terpukul," tambahnya.

Amerika Serikat saat ini bertahan di tengah musim dingin, dengan negara-negara di bagian barat, tengah dan selatan mengalami suhu yang luar biasa rendah.

Di sisi lain, konflik baru di wilayah penghasil minyak Sudan Selatan memberikan dukungan terhadap harga Brent. Pasukan pemberontak di Sudan Selatan, kemarin melancarkan serangan besar terhadap hub kunci minyak Malakal.

Pertempuran di Sudan Selatan sudah berlangsung selama lebih dari dua bulan, meningkatkan kekhawatiran atas stabilitas negara pengekspor minyak yang terletak di Afrika Utara tersebut.

Sementara investor menunggu laporan awal indeks manajer pembelian (PMI) China dari perbankan HSBC untuk Februari, yang akan dirilis Kamis (20/2/2014) waktu setempat, sebagai petunjuk kesehatan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Angka PMI pada Januari menunjukkan sektor manufaktur China mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam enam bulan. China sangat penting mengingat mereka adalah salah satu konsumen energi terbesar global.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6045 seconds (0.1#10.140)