Kurangi laju inflansi, BI sasar ketahanan pangan
A
A
A
Sindonews.com - Bank Indonesia (BI) menyasar ketahanan pangan untuk mengurangi laju inflansi. Untuk itu, sebagai salah satu bentuk tanggung jawab BI terhadap masyarakat umum, BI memiliki Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang diharapkan dapat menjadi stimulus dalam pengembangan sektor riil dan UMKM.
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan, salah satu penyebab inflasi atau kenaikan harga adalah jumlah produksi pangan. Diungkapnya, sebagai salah satu negara berkembang ketergantungan kepada sektor pertanian sangat besar. Sehingga apabila terjadi gejolak harga pangan maka akan mempengaruhi kondisi perekonomian.
“Jika produksi suatu bahan pangan kurang maka akan menyebabkan inflasi atau kenaikan harga terus menerus,” kata Mirza di sela-sela persemian bantuan PSBI kepada Kelompok Tani Fadhilah di Nagari Taram, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat, Minggu (23/2/2014).
Dia melanjutkan, hal ini dapat membuat penghasilan masyarakat menengah ke bawah menurun. Oleh karena itu, PSBI ingin menyasar banyak hal salah satunya ketahanan pangan.
Mirza mengungkapkan, BI telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter agar tercapai kondisi ekonomi makro yang stabil dan kondusif. Tentunya, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tidak semata-mata dilakukan melalui kebijakan-kebijakan yang menyasar sisi makro ekonomi saja, melainkan menjangkau dan mencapai ketahanan di sektor mikro.
Atas dasar tersebut, lanjut Mirza, BI turut mengambil bagian dalam rangka mendorong perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah.
Kepala Kantor Perwakilan VIII Bank Indonesia Mahdi Mahmudi menjelaskan, PSBI merupakan program yang penting di mana program ini memberikan bantuan kepada kelompok yang memiliki keinginan untuk maju dan menjadi lebih baik. “Kami lakukan di banyak tempat. Agam, Tanah Datar, Payakumbuh dan daerah lainnya,” papar dia.
Menurut Mahdi, sektor-sektor ekonomi yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat menjadi pokok perhatian dari PSBI.
Mahdi menuturkan, dalam proses penentuan daerah dan penerima PSBI, Kantor Perwakilan BI Wilayah VIII telah melakukan survey ke beberapa lokasi kelompok tani di Kabupaten Agam, Payakumbuh dan Kabupaten 50 kota.
Menurutnya, pemilihan daerah dan kelompok tani dilakukan berdasarkan beberapa parameter antara lain jenis komoditas, potensi peningkatan produktivitas hasil pertanian atau peternakan, serta kinerja dan soliditas kelompok.
“Kelompok tani (poktan) Fadhila merupakan salah satu kelompok tani ternak berprestasi yang dimiliki oleh Kabupaten 50 kota,” terangnya.
BI menyadari, untuk melakukan pengembangan usaha dimaksud diperlukan dukungan sarana dan prasarana khususnya untuk meningkatkan produktifitas usaha dan pendapatan masyarakat tani.
Oleh karena itu, BI memberikan bantuan PSBI senilai Rp326,4 juta dalam bentuk pembangunan dua unit rumah kompos berukuran 15x5 meter, 2 unit mesin chopper, 2 unit mesin pengayak kompos, 1 unit mesin pengering pakan, 4 unit blower, dan fasilitas pelatihan manajemen kelompok dan teknologi budidaya sapi.
Lebih lanjut Mirza mengatakan, bantuan PSBI ini merupakan salah satu bentuk kepedulian BI terhadap peningkatan kesejahteraan kelompok tani dan masyarakat melalui pemberdayaan sektor riil dan UMKM.
“Diharapkan bantuan ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh kelompok tani Fadhila dan dapat mendorong percepatan pengembangan produktivitas peternakan sapi dan pertanian, serta memberikan peningkatan pendapatan masyarakat tani,” tandasnya.
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan, salah satu penyebab inflasi atau kenaikan harga adalah jumlah produksi pangan. Diungkapnya, sebagai salah satu negara berkembang ketergantungan kepada sektor pertanian sangat besar. Sehingga apabila terjadi gejolak harga pangan maka akan mempengaruhi kondisi perekonomian.
“Jika produksi suatu bahan pangan kurang maka akan menyebabkan inflasi atau kenaikan harga terus menerus,” kata Mirza di sela-sela persemian bantuan PSBI kepada Kelompok Tani Fadhilah di Nagari Taram, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat, Minggu (23/2/2014).
Dia melanjutkan, hal ini dapat membuat penghasilan masyarakat menengah ke bawah menurun. Oleh karena itu, PSBI ingin menyasar banyak hal salah satunya ketahanan pangan.
Mirza mengungkapkan, BI telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter agar tercapai kondisi ekonomi makro yang stabil dan kondusif. Tentunya, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tidak semata-mata dilakukan melalui kebijakan-kebijakan yang menyasar sisi makro ekonomi saja, melainkan menjangkau dan mencapai ketahanan di sektor mikro.
Atas dasar tersebut, lanjut Mirza, BI turut mengambil bagian dalam rangka mendorong perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah.
Kepala Kantor Perwakilan VIII Bank Indonesia Mahdi Mahmudi menjelaskan, PSBI merupakan program yang penting di mana program ini memberikan bantuan kepada kelompok yang memiliki keinginan untuk maju dan menjadi lebih baik. “Kami lakukan di banyak tempat. Agam, Tanah Datar, Payakumbuh dan daerah lainnya,” papar dia.
Menurut Mahdi, sektor-sektor ekonomi yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat menjadi pokok perhatian dari PSBI.
Mahdi menuturkan, dalam proses penentuan daerah dan penerima PSBI, Kantor Perwakilan BI Wilayah VIII telah melakukan survey ke beberapa lokasi kelompok tani di Kabupaten Agam, Payakumbuh dan Kabupaten 50 kota.
Menurutnya, pemilihan daerah dan kelompok tani dilakukan berdasarkan beberapa parameter antara lain jenis komoditas, potensi peningkatan produktivitas hasil pertanian atau peternakan, serta kinerja dan soliditas kelompok.
“Kelompok tani (poktan) Fadhila merupakan salah satu kelompok tani ternak berprestasi yang dimiliki oleh Kabupaten 50 kota,” terangnya.
BI menyadari, untuk melakukan pengembangan usaha dimaksud diperlukan dukungan sarana dan prasarana khususnya untuk meningkatkan produktifitas usaha dan pendapatan masyarakat tani.
Oleh karena itu, BI memberikan bantuan PSBI senilai Rp326,4 juta dalam bentuk pembangunan dua unit rumah kompos berukuran 15x5 meter, 2 unit mesin chopper, 2 unit mesin pengayak kompos, 1 unit mesin pengering pakan, 4 unit blower, dan fasilitas pelatihan manajemen kelompok dan teknologi budidaya sapi.
Lebih lanjut Mirza mengatakan, bantuan PSBI ini merupakan salah satu bentuk kepedulian BI terhadap peningkatan kesejahteraan kelompok tani dan masyarakat melalui pemberdayaan sektor riil dan UMKM.
“Diharapkan bantuan ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh kelompok tani Fadhila dan dapat mendorong percepatan pengembangan produktivitas peternakan sapi dan pertanian, serta memberikan peningkatan pendapatan masyarakat tani,” tandasnya.
(gpr)