REI Sulsel targetkan bangun 1.500 rumah mewah
A
A
A
Sindonews.com - Ketua DPD REI Sulawesi Selatan (Sulsel), Arief Mone mengatakan, pada tahun ini pihaknya akan membangun 1.500 rumah mewah yang terkonsentrasi di beberapa wilayah seperti Hertasning, Perintis, dan Barombong.
Hal ini dikarenakan angka penjualan yang menyasar segmen kalangan atas tersebut menunjukkan angka penjualan yang cukup tinggi. "Penjulan tetap bagus tapi terjadi perlambatan pasca LTV dan KPR Inden. Karena rumah harus ready stock baru pengembang melakukan penjulan," ujarnya, Senin (24/2/2014).
Khusus tahun ini, penjualan masih Rp700 juta ke atas. Meski dengan segala kebijakan pengetatan yang terjadi. Pihaknya berharap target ini terpenuhi untuk memenuhi kekurangan tahun lalu.
Menurutnya, dari tahun ke tahun harga properti di Makassar mengalami peningkatan. Tingginya harga properti di Sulsel hal wajar melihat pertumbuhan ekonomi daerah ini yang lebih tinggi dibanding pencapaian nasional.
Selain itu, pertumbuhan hotel yang meningkat tajam membuat harga pembebasan lahan semakin tinggi. Sementara tanah memegang porsi 40 persen untuk seluruh biaya operasional perumahan.
"Margin pengembang sebenarnya tetap. Tapi kenaikan biaya pokok karena harga tanah yang membuat harga properti kian melambung," ujarnya.
"Investasi properti tidak akan turun. Dan Makassar belum mengarah ke buble. Kota ini lagi tumbuh, banyak industri dibuka dan pendapatan domestik bruto (PDB) masyarakat juga terus meningkat," pungkas dia.
Hal ini dikarenakan angka penjualan yang menyasar segmen kalangan atas tersebut menunjukkan angka penjualan yang cukup tinggi. "Penjulan tetap bagus tapi terjadi perlambatan pasca LTV dan KPR Inden. Karena rumah harus ready stock baru pengembang melakukan penjulan," ujarnya, Senin (24/2/2014).
Khusus tahun ini, penjualan masih Rp700 juta ke atas. Meski dengan segala kebijakan pengetatan yang terjadi. Pihaknya berharap target ini terpenuhi untuk memenuhi kekurangan tahun lalu.
Menurutnya, dari tahun ke tahun harga properti di Makassar mengalami peningkatan. Tingginya harga properti di Sulsel hal wajar melihat pertumbuhan ekonomi daerah ini yang lebih tinggi dibanding pencapaian nasional.
Selain itu, pertumbuhan hotel yang meningkat tajam membuat harga pembebasan lahan semakin tinggi. Sementara tanah memegang porsi 40 persen untuk seluruh biaya operasional perumahan.
"Margin pengembang sebenarnya tetap. Tapi kenaikan biaya pokok karena harga tanah yang membuat harga properti kian melambung," ujarnya.
"Investasi properti tidak akan turun. Dan Makassar belum mengarah ke buble. Kota ini lagi tumbuh, banyak industri dibuka dan pendapatan domestik bruto (PDB) masyarakat juga terus meningkat," pungkas dia.
(izz)