BMPD ajak perbankan berinvestasi di Bantaeng

Rabu, 26 Februari 2014 - 17:51 WIB
BMPD ajak perbankan berinvestasi di Bantaeng
BMPD ajak perbankan berinvestasi di Bantaeng
A A A
Sindonews.com - Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) mengajak perbankan nasional mengantisipasi perkembangan di Kabupaten Bantaeng.

Perbankan diminta segera lakukan langkah antisipasi melalui investasi, baik membuka cabang atau cara lainnya agar tidak ketinggalan dalam perkembangan yang melaju di daerah ini.

Ketua BMPD Sulsel yang juga Pemimpin Bank Indonesia (BI) Wilayah Sulampua, Suhaedi mengatakan hal itu pada pertemuan silaturahim dengan Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah di rumah dina Bupati Bantaeng, Rabu (26/2/2014).

Pertemuan yang berlangsung akrab ini dihadiri Wakil Ketua Ellong Tjandra (Dirut Bank Sulselbar), Mucharam (Pimwil BNI), Achmad Chumaidi (Pimwil BRI), Purnomo (Pimwil Bank Mandiri), Andrew Wongjaya (Pimwil Bank Danamon), dan para pimpinan perbankan lainnya.

Menurut Suhaedi, pertumbuhan yang terjadi di Bantaeng membuka peluang baru, sebab pertumbuhan itu didanai Perbankan. Pertumbuhan suatu daerah, juga bisa dilihat dari perkembangan dana yang tersimpan pada Perbankan.

Karena itu, maka perbankan harus cepat mengantisipasinya. "Jangan sampai ketinggalan, terutama masuknya sejumlah industri ke daerah ini," ujarnya.

Industri pengolahan nikel (smelter) yang masuk ke Bantaeng akan membawa dampak ekonomi besar, termasuk kebutuhan dana masyarakat yang butuh pembiayaan. Kebutuhan sebagai dampak dari industri, merupakan peluang perbankan dalam mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Kita harus bisa melakukan langkah smart seperti yang sudah dilakukan Bupati Bantaeng dalam mengembangkan wilayah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya," katanya.

Dia berharap jajarannya berperan menjadikan Kabupaten Bantaeng sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di bagian selatan Sulsel. Menurutnya, ini kesempatan baik, dan jika Bantaeng maju maka akan berpengaruh terhadap daerah sekitarnya.

Sebelumnya, Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah menguraikan berbagai program yang dilakukan untuk mengubah Bantaeng yang sebelumnya menjadi langganan banjir dan kumuh menjadi Bantaeng seperti sekarang.

Karena itu, Nurdin menyambut baik kedatangan para pengelola keuangan ke wilayah kerjanya. "Selama ini kami membangun dengan semangat dan inovasi untuk mengoptimalkan pembangunan infrastruktur agar berdaya tarik," tuturnya.

Semangatnya dari kondisi wilayah yang pernah menjadi pusat pemerintahan (afdeling). Dari situ, Bantaeng dibelah menjadi tiga klaster mulai dari pesisir hingga dataran tinggi. Masalah banjir tahunan juga berhasil dibenahi dengan membangun cekdam serbaguna.

Di bidang pertanian yang pernah disulitkan dengan pupuk langka juga berhasil dibenahi. Setelah itu, Bantaeng mengembangkan benih melalui penangkaran sendiri karena benih dari pemerintah ternyata tidak berkualitas. "Kita juga mengembangkan tanaman talas untuk menjawab permintaan pasar ekspor yang begitu besar," ujarnya.

Sedang untuk membuka wilayah produksi, seluruh jalan di aspal untuk memudahkan transportasi. Kini, untuk menunjang sektor agrowisata di kawasan pegunungan, Pemda melakukan pelebaran jalan sepanjang 18 kilometer.

Khusus untuk menjawab kebutuhan tenaga siap kerja mengantisipasi industri smelter, pemerintah melalui Kementerian Tenaga Kerja membangun Balai Latihan Kerja (BLK). Hingga kini, sudah delapan industri yang menyatakan siap menanam modal. Ini berkat kemudahan perizinan dan gratis.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3233 seconds (0.1#10.140)