Sektor pertanian rugi Rp1,8 T akibat erupsi Sinabung-Kelud

Selasa, 04 Maret 2014 - 19:06 WIB
Sektor pertanian rugi Rp1,8 T akibat erupsi Sinabung-Kelud
Sektor pertanian rugi Rp1,8 T akibat erupsi Sinabung-Kelud
A A A
Sindonews.com - Kerugian sektor pertanian akibat letusan Gunung Sinabung di Sumatera Utara dan Gunung Kelud di Jawa Timur mencapai Rp1,8 triliun. Kerugian ini terjadi karena banyak lahan pertanian gagal panen karena tertutup abu vulkanik.

"Kerugian dari Sinabung di sektor pertanian Rp1,3 triliun hingga Rp1,5 triliun," kata Menteri Pertanian (Mentan) Suswono di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Selasa (4/3/2014).

Dia mengatakan, luas tanaman petani yang rusak terkena abu vulkanik mencapai 50.921 hektare (ha) di 14 kecamatan. Mentan merinci, tanaman pangan yang mengalami kerusakan seluas 26.666 ha, hortikultura seluas 18.853 ha, dan perkebunan 5.403 ha.

"Puso dan gagal panen seluas 12.399 ha. Terbesar adalah hortikultura sayuran 6.864 ha dan perkebunan 3.280 ha seperti kopi, kakao serta cengkeh," ujar dia.

Pada kesempatan yang sama, Suswono mengatakan bahwa kerugian akibat erupsi Gunung Kelud, mencapai Rp377,5 miliar. Kerugian tersebut untuk tanaman pangan seperti padi mencapai 871 ha dan tanaman jagung 790 ha.

Sementara, untuk tanaman hortikultura seperti cabai merah 538 ha, cabai rawit 1.220 ha, tomat 155 ha, bawang merah 47 ha, serta nanas 1.200 ha.

Sebagian besar ternak sapi perah di Malang dan Kediri, kata Mentan, mengalami kesulitan mendapatkan pakan ternak. Pasalnya, rerumputan tertutup material erupsi. "Sebagian ternak yang ada di sekitar Kelud mulai dijual pemiliknya karena kesulitan mendapatkan pakan ternak," katanya.

Mentan mengatakan, untuk korban erupsi Sinabung, Kementan sudah memberikan bantuan benih senilai Rp27 miliar dari total anggaran yang disepakati sebesar Rp129 miliar. Namun, untuk erupsi Kelud, Kementan masih harus menginventarisasi angkanya yang dikumpulkan dari dinas pertanian setempat.

Menurut Suswono, pola ganti rugi yang diberikan kepada petani berupa benih. Sehingga, petani segera menanam kembali. "Mayoritas petani menginginkan penggantian benih. Seperti hortikultura, biaya benih bisa berkontribusi 15 persen total produksi. Untuk 1 ha, ongkos produksi petani hortikultura bisa mencapai Rp60 juta," tuturnya.

Dirjen Hortikultura Hasanuddin Ibrahim mengatakan, erupsi di kedua gunung tersebut mengakibatkan produksi hortikultura terganggu. Sebab di sekitaran gunung memang merupakan sentra tanaman hortikultura.

"Kalau tanaman horti pasti dampaknya besar. Beda dengan tanaman pangan yang memang biasanya ditanam petani agak di bagian bawah," katanya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4267 seconds (0.1#10.140)