Pendapatan bisnis laundry nasional capai Rp8,4 T

Kamis, 13 Maret 2014 - 16:21 WIB
Pendapatan bisnis laundry nasional capai Rp8,4 T
Pendapatan bisnis laundry nasional capai Rp8,4 T
A A A
Sindonews.com - Bisnis cuci pakaian atau laundry tetap menguntungkan meskipun hampir setiap tahun pemerintah dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menaikkan tarif dasar listrik (TDL). Pendapatan bisnis laundry secara nasional diklaim mencapai Rp700 miliar per bulan atau sekitar Rp8,4 triliun sepanjang 2013.

Ketua Umum Asosiasi Profesi Laundry Indonesia (APLI) Wasono Raharjo berpendapat, selama manusia masih hidup, bisnis laundry akan tetap laku. Terbukti, setiap tahun omset bisnis laundry meningkat rata-rata 14-15 persen.

“Dulu awalnya hanya ada laundry untuk industri garmen, lalu berkembang ke laundry hotel, rumah sakit dan sekarang sudah banyak laundry komersial yang Rp6.000-7.000 per kilo,” kata Wasono dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (13/3/2014).

Dia mengatakan, pendapatan bisnis laundry meningkat seiring bertambahnya jumlah pelanggan. Pasar yang diincar pebisnis laundry, antara lain hotel, rumah sakit, garmen dan ritel.

“Di Jabodetabek saja ada 486 hotel dengan 82 ribu kamar yang harus dibersihkan setiap hari. Kalau karyawan laundry demo pasti hotelnya tutup karena kamar tidak bisa dipakai,” ungkap dia.

Jika dulu pelanggan laundry untuk sektor perhotelan hanya terbatas di kota-kota besar, namun lima tahun terakhir bisnis perhotelan mulai merambah kota-kota kecil. Hal itu seiring dengan tumbuhnya ekonomi dan pariwisata di daerah.

“Dulu ada namanya hotel kelas melati, sekarang disebut hotel budget, seperti Grup Santika ada Amaris, kalau Grup Accor ada Ibis. Pertumbuhannya luar biasa,” sebut dia.

Di luar itu, ada ratusan hotel dan cottage di Bali dan Nusa Tenggara dengan total jumlah kamar mencapai 27 ribu unit. Sayang saat ini pemerintah setempat membatasi pendirian hotel di wilayah Bali bagian selatan.

Laundry untuk rumah sakit juga besar pasarnya, tapi harus jeli karena ada jenis kain yang kategori infected atau non-infected. Pemain di bisnis laundry rumah sakit harus tahu itu,” ujar dia.

Sementara itu, bisnis laundry industri garmen sudah meredup sejak lima tahun terakhir. Pasalnya, banyak garmen asal Tiongkok yang masuk ke Indonesia, sehingga industri garmen lokal menurunkan produksinya.

“Untuk laundry komersial yang Rp6.000-7.000 per kilo itu siapapun pasti bisa. Asalkan ada modal untuk beli mesin cucui. Biasanya dengan Rp50 juta sudah cukup untuk dua mesin cuci,” tutur dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7067 seconds (0.1#10.140)