Sisi udara Bandara Samarinda Baru mulai dibangun
Senin, 24 Maret 2014 - 18:22 WIB

Sisi udara Bandara Samarinda Baru mulai dibangun
A
A
A
Sindonews.com - Pembangunan sisi udara Bandara Samarinda Baru (BSB) di Sungai Siring, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) resmi dimulai. Ini setelah Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak melakukan peletakan batu pertama pembangunan run way BSB.
Mekanisme pembiayaan pembangunan sisi udara ini tetap menggunakan pihak ketiga, yakni PT Persada Investama. Pembangunan dilakukan oleh kontraktor pelaksana PT Hutama Karya.
Pada tahap awal pekerjaan konstruksi dan perkerasan landasan pacu (runway) akan dikerjakan sepanjang 1.600 meter dengan lebar 45 meter. Tahap selanjutnya akan ditambah menjadi 2.100 meter hingga akhirnya mencapai 2.500 meter.
“Obsesi besar saya adalah membangun jembatan udara di Kaltim. Pembangunan Bandara Samarinda Baru adalah salah satu upaya untuk mewujudkan obsesi tersebut. Apalagi Samarinda, merupakan ibukota provinsi. Sehingga keberadaan sebuah bandara yang representatif tentu sangat diperlukan,” kata Awang Faroek Ishak usai acara peletakan batu pertama, Senin (24/3/2014).
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Zairin Zain mengungkapkan, selain runway sepanjang 1.600 meter, untuk pekerjaan sisi udara juga akan dikerjakan taxiway sepanjang 2.000 meter dengan lebar 23 meter dan apron dengan luas 100 x 600 meter.
“Pekerjaan sisi udara runway 1.600 meter diprediksi akan rampung pada akhir 2015. Sehingga pada 2016, operasional Bandara Temindung sudah bisa dipindahkan ke bandara baru ini,” imbuhnya.
Sementara itu untuk pekerjaan sisi darat, Zairin menyebutkan hampir seluruh pekerjaan sudah bisa dirampungkan. Terdiri dari terminal penumpang dengan luas kurang lebih 14.000 meter persegu dilengkapi empat garbarata, 16 counter cek in, tiga bagasi cleam (pengambilan barang) dan dua ruang lounge besar.
Sedangkan untuk bangunan di luar terminal terdapat tempat parkir yang mampu menampung hingga 1.000 unit kendaraan roda empat dengan luas 30.000 meter persegi.
Di kawasan itu juga sudah dibangun perumahan karyawan sebanyak 21 unit (type 54 dan type 70), perkantoran yang bisa menampung 200 pegawai, bangunan kargo dengan luas 1.200 meter persegi, tower setinggi 17 meter, gedung meteorology, airport maintenance, apron service, kantin/restoran, medical centre, VIP room, bangunan pengolahan air limbah, bangunan pengolahan air bersih dan stasiun bahan bakar.
Direktur Utama PT. Persada Investama, Paul Tanudibroto menegaskan keseriusan pihaknya untuk menggelontorkan investasi senilai Rp1,4 triliun untuk pembangunan sisi udara BSB ini, sudah dilakukan melalui perhitungan bisnis yang matang. Menurut dia, prospek kerjasama ini sangat potensial dan akan sangat menguntungkan dalam jangka panjang.
“Ini adalah bentuk nyata kerjasama public private partnership (PPP). Mereka membangun sisi darat dan kami membangun sisi udara. Nantinya kami akan menerima penghasilan secara terus menerus, meski kami juga belum menghitung secara rinci soal itu hingga saat ini,” kata Paul Tanudibroto yang mengaku sudah berpengalaman melakukan kerjasama pembangunan sejumlah bandara di China.
Sedangkan kontraktor PT Hutama Karya, pun sudah berpengalaman membangun Bandara Internasional Lombok di Nusa Tenggara Barat dan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim Pekanbaru. Jika Bandara Samarinda Baru beroperasi kelak, bandara ini akan mampu melayani tidak kurang dari 1,5 juta penumpang setiap tahun.
Mekanisme pembiayaan pembangunan sisi udara ini tetap menggunakan pihak ketiga, yakni PT Persada Investama. Pembangunan dilakukan oleh kontraktor pelaksana PT Hutama Karya.
Pada tahap awal pekerjaan konstruksi dan perkerasan landasan pacu (runway) akan dikerjakan sepanjang 1.600 meter dengan lebar 45 meter. Tahap selanjutnya akan ditambah menjadi 2.100 meter hingga akhirnya mencapai 2.500 meter.
“Obsesi besar saya adalah membangun jembatan udara di Kaltim. Pembangunan Bandara Samarinda Baru adalah salah satu upaya untuk mewujudkan obsesi tersebut. Apalagi Samarinda, merupakan ibukota provinsi. Sehingga keberadaan sebuah bandara yang representatif tentu sangat diperlukan,” kata Awang Faroek Ishak usai acara peletakan batu pertama, Senin (24/3/2014).
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Zairin Zain mengungkapkan, selain runway sepanjang 1.600 meter, untuk pekerjaan sisi udara juga akan dikerjakan taxiway sepanjang 2.000 meter dengan lebar 23 meter dan apron dengan luas 100 x 600 meter.
“Pekerjaan sisi udara runway 1.600 meter diprediksi akan rampung pada akhir 2015. Sehingga pada 2016, operasional Bandara Temindung sudah bisa dipindahkan ke bandara baru ini,” imbuhnya.
Sementara itu untuk pekerjaan sisi darat, Zairin menyebutkan hampir seluruh pekerjaan sudah bisa dirampungkan. Terdiri dari terminal penumpang dengan luas kurang lebih 14.000 meter persegu dilengkapi empat garbarata, 16 counter cek in, tiga bagasi cleam (pengambilan barang) dan dua ruang lounge besar.
Sedangkan untuk bangunan di luar terminal terdapat tempat parkir yang mampu menampung hingga 1.000 unit kendaraan roda empat dengan luas 30.000 meter persegi.
Di kawasan itu juga sudah dibangun perumahan karyawan sebanyak 21 unit (type 54 dan type 70), perkantoran yang bisa menampung 200 pegawai, bangunan kargo dengan luas 1.200 meter persegi, tower setinggi 17 meter, gedung meteorology, airport maintenance, apron service, kantin/restoran, medical centre, VIP room, bangunan pengolahan air limbah, bangunan pengolahan air bersih dan stasiun bahan bakar.
Direktur Utama PT. Persada Investama, Paul Tanudibroto menegaskan keseriusan pihaknya untuk menggelontorkan investasi senilai Rp1,4 triliun untuk pembangunan sisi udara BSB ini, sudah dilakukan melalui perhitungan bisnis yang matang. Menurut dia, prospek kerjasama ini sangat potensial dan akan sangat menguntungkan dalam jangka panjang.
“Ini adalah bentuk nyata kerjasama public private partnership (PPP). Mereka membangun sisi darat dan kami membangun sisi udara. Nantinya kami akan menerima penghasilan secara terus menerus, meski kami juga belum menghitung secara rinci soal itu hingga saat ini,” kata Paul Tanudibroto yang mengaku sudah berpengalaman melakukan kerjasama pembangunan sejumlah bandara di China.
Sedangkan kontraktor PT Hutama Karya, pun sudah berpengalaman membangun Bandara Internasional Lombok di Nusa Tenggara Barat dan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim Pekanbaru. Jika Bandara Samarinda Baru beroperasi kelak, bandara ini akan mampu melayani tidak kurang dari 1,5 juta penumpang setiap tahun.
(gpr)