Pemilu tak pengaruhi inflasi Jatim

Selasa, 01 April 2014 - 18:57 WIB
Pemilu tak pengaruhi...
Pemilu tak pengaruhi inflasi Jatim
A A A
Sindonews.com - Pemilihan Umum (Pemilu) tak memengaruhi inflasi di Jawa Timur (Jatim). Pada Maret 2014, Jatim mengalami inflasi 0,23 persen atau lebih tinggi dari inflasi nasional periode sama sebesar 0,08 persen.

Kondisi inflasi membuktikan kalau kinerja perekonomian Jatim tidak tergantung kepada kampanye yang dilakukan selama ini. Hal ini menunjukan perekonomian di Jatim akan mengalami masa-masa yang lebih baik.

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Sapuan mengatakan, kampanye yang berlangsung di berbagai daerah di Indonesia tidak sampai mengoyahkan perekonomian di Jatim, hal ini terbukti inflasi di Jatim masih dibilang rendah.

Pada Maret 2014, tercatat delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Malang 0,43 persen. Diikuti Madiun 0,25 persen, Surabaya 0,23 persen, Banyuwangi 0,20 persen, Probolinggo 0,16 persen, Sumenep 0,08 persen, Jember 0,03 persen dan inflasi terendah di Kediri 0,02 persen. "Semua masih normal," katanya, Selasa (1/4/2014).

Inflasi pada Maret dikarenakan semua kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok kesehatan 0,60 persen, transportasi komunikasi dan jasa keuangan 0,56 persen.

Kemudian, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,42 persen, perumahan 0,31 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,24 persen, dan terendah dikelompok sandang 0,22 persen. Sementara, kelompok bahan makanan turun harga atau deflasi 0,37 persen.

"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah naiknya harga cabai rawit, tarif angkutan udara, beras, bawang putih, tukang bukan mandor, mobil, minyak goreng, soto, sayur nangka muda dan rokok kretek filter," jelasnya.

Sementara, lanjut Sapuan, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah turunya harga telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah, tomat sayur, ikan cumu-cumi, sayur wortel, tarif kereta api, gula pasir, kentang, dan ikan mujair.

Di Ibukota Provinsi Pulau Jawa, hampir semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang Banten 0,41 persen diikuti Semarang 0,27 persen, Surabaya 0,23 persen, Jakarta 0,19 persen, Yogyakarta 0,14 persen, dan inflasi terendah terjadi di Bandung 0,11 persen.

Dari 82 kota IHK nasional, 45 kota mengalami inflasi dan 37 kota mengalami deflasi, 5 kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Merauke 1,15 persen, Tarakan 0,99 persen, Jayapura 0,68 persen, Ambon 0,64 persen dan Palu 0,60 persen.

Sedangkan lima kota yang mengalami deflasi tertinggi terjadi di Tual 2,43 persen, diikuti Pangkal Pinang 1,76 persen, Tanjung Pandan 1,03 persen, Metro 1,02 persen dan Pontianak 0,78 persen. Laju inflasi tahun kalender mulai Desember 2013-Maret 2014 Jawa Timur mencapai 1,58 persen. Sedangkan laju inflasi year on year Februari 2014 terhadap Februari 2013 Jawa Timur 6,59 persen.

Di sisi lain, Pemilu yang dilakukan saat ini memiliki pengaruh cukup besar dalam proses persewaan kantor di Jatim. Tak tanggung-tanggung, pengaruh yang terjadi mencapai 50 persen dari persewaan yang terjadi pada hari-hari biasa. "Ada pengaruh penyewa kantor, sekitar 50 persen," kata Director Voffice Jatim, Erwin A Soerjadi.

Menurut dia, penurunan penyewa masih belum diketahui secara pasti alasannya. Namun, melihat kondisi yang ada, diprediksi akan terjadi stabilitas penyewaan setelah proses pemilu terjadi mendatang. "Saya rasa setelah pemilu akan normal. Kami yakin bisnis ini masih menjanjikan," ujar Erwin.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6504 seconds (0.1#10.140)