Januari-Februari impor Indonesia turun 6,7%
A
A
A
Sindonews.com - Ekspor nonmigas Indonesia ke wilayah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) selama kurun waktu Januari-Februari 2014 meningkat 3,2 persen dan ekspor ke negara nontradisional naik signifikan terutama ke Afrika Selatan, Uni Emirat Arab,Nigeria, dan Bangladesh.
Hal ini didukung pula oleh total impor Indonesia yang mengalami penurunan. Pada Januari-Februari 2014 mencapai USD28.701,5 juta atau turun sekitar 6,7 persen.
Penurunan ini dipicu oleh menurunnya impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 7,9 persen dan 6,3 persen. Di sektor migas, impor hasil minyak mengalami penurunan yang signifikan, sebesar 14,6 persen. Sementara di sektor nonmigas, penurunan terjadi pada impor barang konsumsi.
"Penurunan impor hasil minyak dan barang konsumsi yang signifikan berkontribusi terhadap surplus perdagangan kita," ungkap Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi dalam konferensi pers di kantor Kementrian Perdagangan, Rabu (2/4/2014).
Selama bulan Februari, impor migas turun 2,6 persen dari bulan sebelumnya, dan turun 5,1 persen dari bulan yang sama di tahun sebelumnya. Sementara itu, impor nonmigas turun 9,1 persen dari bulan sebelumnya dan urun 11,5 dari bulan yang sama di tahun sebelumnya.
Struktur impor bulan Januari-Februari 2014 masih didominasi oleh impor bahan baku/penolong mengalami penurunan sebesar 7,6 persen menjadi USD21.848,7 juta. Sementara impor barang modal mencapai USD4.968,4 juta, turun 4,1 persen dan impor barang konsumsi turun sebesar 2,2 persen.
Secara kumulatif selama Januari-Februari 2014 total neraca perdagangan mengalami surplus sebesar USD341,4 juta, terdiri dari neraca nonmigas surplus USD2.187,6 juta, sementara neraca migas defisit USD1.846,2 juta.
Hal ini didukung pula oleh total impor Indonesia yang mengalami penurunan. Pada Januari-Februari 2014 mencapai USD28.701,5 juta atau turun sekitar 6,7 persen.
Penurunan ini dipicu oleh menurunnya impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 7,9 persen dan 6,3 persen. Di sektor migas, impor hasil minyak mengalami penurunan yang signifikan, sebesar 14,6 persen. Sementara di sektor nonmigas, penurunan terjadi pada impor barang konsumsi.
"Penurunan impor hasil minyak dan barang konsumsi yang signifikan berkontribusi terhadap surplus perdagangan kita," ungkap Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi dalam konferensi pers di kantor Kementrian Perdagangan, Rabu (2/4/2014).
Selama bulan Februari, impor migas turun 2,6 persen dari bulan sebelumnya, dan turun 5,1 persen dari bulan yang sama di tahun sebelumnya. Sementara itu, impor nonmigas turun 9,1 persen dari bulan sebelumnya dan urun 11,5 dari bulan yang sama di tahun sebelumnya.
Struktur impor bulan Januari-Februari 2014 masih didominasi oleh impor bahan baku/penolong mengalami penurunan sebesar 7,6 persen menjadi USD21.848,7 juta. Sementara impor barang modal mencapai USD4.968,4 juta, turun 4,1 persen dan impor barang konsumsi turun sebesar 2,2 persen.
Secara kumulatif selama Januari-Februari 2014 total neraca perdagangan mengalami surplus sebesar USD341,4 juta, terdiri dari neraca nonmigas surplus USD2.187,6 juta, sementara neraca migas defisit USD1.846,2 juta.
(gpr)