IHSG berpotensi reli di zona hijau
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) pada hari ini diproyeksi melanjutkan tren penguatannya dan akan melaju pada rentang support 4.800-4.850 dan resisten 4.886-4.892.
IHSG membentuk pola separating line lewati middle bollinger band (MBB). MACD melandai dengan histogram negatif yang memendek. RSI, Stochastic, dan William’s %R mencoba bertahan rebound.
Pola tersebut menampakkan bahwa laju IHSG sempat melewati kisaran target resisten 4.835-4.844, sehingga dapat membuka kembali peluang untuk melanjutkan kenaikannya. Apalagi masih ada utang gap atas di level 4.829-4.906.
"Tetapi tetap memperhatikan kemungkinan yang bisa saja terjadi yang dapat menghambat kenaikan lanjutan IHSG," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Selasa (15/4/2014).
Menilik laju IHSG pada perdagangan sebelumnya, terlihat maraknya aksi beli pelaku pasar, terutama untuk saham-saham big caps mampu membuat IHSG melanjutkan pergerakannya di zona hijau. Mayoritas indeks sektoral dapat kembali menguat dipimpin oleh sektor properti dan dilanjutkan dengan industri dasar.
Laju IHSG dapat bergerak anomali dibandingkan dengan laju bursa saham Asia yang variatif cenderung melemah dengan adanya aksi jual pada saham-saham raw material. Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.870,10 di mid sesi 2 dan menyentuh level terendah 4.812,63 di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.864,84.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Dari luar negeri, laju bursa saham Asia berakhir variatif cenderung melemah dengan maraknya aksi jual pada saham-saham raw material. Saham-saham pertambangannya juga tak terlepas dari aksi jual. Di sisi lain, indeks saham China pun bergerak variatif dalam kisaran sempit dan menguat tipis dengan dukungan kenaikan saham-saham consumer-discretionary.
Kembali meningkatnya tensi geopolitik di wilayah Ukraina membuat laju bursa saham Eropa masih dalam pelemahan. Pelaku pasar mengalihkan pada transaksi di pasar komoditas, sehingga mengakibatkan kenaikan pada harga kontrak komoditas dan melemahnya pasar saham.
Peningkatan tensi tersebut terjadi setelah perwakilan dari Rusia dan AS saling beragumen dalam membahas penanganan kondisi di Ukraina. Tidak hanya itu, aksi saling serang antara demonstran pro Rusia dan tentara Ukraina turut memberikan sentimen negatif. Naiknya industrial production zona Eropa tidak mampu mengimbangi aksi jual yang terjadi.
IHSG membentuk pola separating line lewati middle bollinger band (MBB). MACD melandai dengan histogram negatif yang memendek. RSI, Stochastic, dan William’s %R mencoba bertahan rebound.
Pola tersebut menampakkan bahwa laju IHSG sempat melewati kisaran target resisten 4.835-4.844, sehingga dapat membuka kembali peluang untuk melanjutkan kenaikannya. Apalagi masih ada utang gap atas di level 4.829-4.906.
"Tetapi tetap memperhatikan kemungkinan yang bisa saja terjadi yang dapat menghambat kenaikan lanjutan IHSG," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Selasa (15/4/2014).
Menilik laju IHSG pada perdagangan sebelumnya, terlihat maraknya aksi beli pelaku pasar, terutama untuk saham-saham big caps mampu membuat IHSG melanjutkan pergerakannya di zona hijau. Mayoritas indeks sektoral dapat kembali menguat dipimpin oleh sektor properti dan dilanjutkan dengan industri dasar.
Laju IHSG dapat bergerak anomali dibandingkan dengan laju bursa saham Asia yang variatif cenderung melemah dengan adanya aksi jual pada saham-saham raw material. Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.870,10 di mid sesi 2 dan menyentuh level terendah 4.812,63 di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.864,84.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Dari luar negeri, laju bursa saham Asia berakhir variatif cenderung melemah dengan maraknya aksi jual pada saham-saham raw material. Saham-saham pertambangannya juga tak terlepas dari aksi jual. Di sisi lain, indeks saham China pun bergerak variatif dalam kisaran sempit dan menguat tipis dengan dukungan kenaikan saham-saham consumer-discretionary.
Kembali meningkatnya tensi geopolitik di wilayah Ukraina membuat laju bursa saham Eropa masih dalam pelemahan. Pelaku pasar mengalihkan pada transaksi di pasar komoditas, sehingga mengakibatkan kenaikan pada harga kontrak komoditas dan melemahnya pasar saham.
Peningkatan tensi tersebut terjadi setelah perwakilan dari Rusia dan AS saling beragumen dalam membahas penanganan kondisi di Ukraina. Tidak hanya itu, aksi saling serang antara demonstran pro Rusia dan tentara Ukraina turut memberikan sentimen negatif. Naiknya industrial production zona Eropa tidak mampu mengimbangi aksi jual yang terjadi.
(rna)