Faktor inflasi alasan utama berinvestasi
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Pengembangan Bisnis Bursa Efek Indonesia (BEI), Friederica Widyasari Dewi memaparkan sejumlah alasan utama mengapa kita perlu melakukan investasi.
Wanita yang akrab disapa Kiki ini mengatakan, adanya fenomena pelemahan nilai suatu mata uang atau yang lebih dikenal sebagai inflasi, merupakan alasan utama mengapa investasi diperlukan seseorang dalam mempersiapkan masa depannya.
"Kenapa perlu investasi? Kita tiap hari dengar di TV (televisi) ada yang namanya inflasi, mungkin banyak dari kita yang belum mengerti, tapi itu alasan utamanya kenapa kita perlu investasi," kata Kiki di Hotel Le Meredien, Jakarta, Selasa (15/4/2014).
Inflasi, lanjut Kiki, secara sederhana dapat dicontohkan dengan meningkatnya harga kendaraan bermotor seiring berjalannya waktu. "Kalau dulu sekitar tahun 1992, saya ngerengek-rengek minta motor (sepeda motor), itu harganya Rp2.500.000. Waktu itu sudah mahal, nah sekarang motor harganya udah di atas Rp10 juta. Artinya kan di situ ada penurunan nilai mata uang," papar dia.
Dengan adanya inflasi tersebut, lanjut dia, maka dengan menabung dengan cara konvensional, belum tentu seseorang dapat membeli sepeda motor yang diinginkannya.
"Ekstrimnya ada orang nyimpen duit di bawah bantal, belum tentu itu motor bisa kebeli. Karena nilai uangnya tergerus inflasi. Ada faktor inflasi yang menyebabkan mengapa kita harus berinvestasi," tandasnya.
Wanita yang akrab disapa Kiki ini mengatakan, adanya fenomena pelemahan nilai suatu mata uang atau yang lebih dikenal sebagai inflasi, merupakan alasan utama mengapa investasi diperlukan seseorang dalam mempersiapkan masa depannya.
"Kenapa perlu investasi? Kita tiap hari dengar di TV (televisi) ada yang namanya inflasi, mungkin banyak dari kita yang belum mengerti, tapi itu alasan utamanya kenapa kita perlu investasi," kata Kiki di Hotel Le Meredien, Jakarta, Selasa (15/4/2014).
Inflasi, lanjut Kiki, secara sederhana dapat dicontohkan dengan meningkatnya harga kendaraan bermotor seiring berjalannya waktu. "Kalau dulu sekitar tahun 1992, saya ngerengek-rengek minta motor (sepeda motor), itu harganya Rp2.500.000. Waktu itu sudah mahal, nah sekarang motor harganya udah di atas Rp10 juta. Artinya kan di situ ada penurunan nilai mata uang," papar dia.
Dengan adanya inflasi tersebut, lanjut dia, maka dengan menabung dengan cara konvensional, belum tentu seseorang dapat membeli sepeda motor yang diinginkannya.
"Ekstrimnya ada orang nyimpen duit di bawah bantal, belum tentu itu motor bisa kebeli. Karena nilai uangnya tergerus inflasi. Ada faktor inflasi yang menyebabkan mengapa kita harus berinvestasi," tandasnya.
(gpr)