BTN diakuisisi Bank Mandiri disambut positif pasar
A
A
A
Sindonews.com - Rencana pemerintah untuk melepas sahamnya di Bank Tabungan Negara (BTN) kepada Bank Mandiri mendapat sambutan positif dari para pelaku pasar. Kemarin, Rabu (16/4/2014) harga saham BTN menguat hingga 10,63 persen ke level Rp1.405 per saham dengan total transaksi saham sebanyak 139,67 juta saham.
Sejumlah analis menilai lonjakan harga saham BTN di pasar lebih didorong oleh sentimen positif terkait rencana pelepasan saham Bank Perumahan tersebut kepada Bank Mandiri. Sebab secara fundamental kinerja BTN tidak mengalami perubahan signifikan. Sampai 2013 tingkat Non Performing Loan (NPL) 4,05 persen, paling tinggi di antara bank-bank BUMN.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menilai rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri merupakan sebuah langkah yang tepat. Akuisisi BTN, kata dia, dapat meningkatkan penetrasi kredit ke sektor perumahan secara nasional.
Dengan kekuatan pendanaan dan jaringan Bank Mandiri yang sangat besar, akuisisi ini akan memberikan nilai tambah yang besar bagi para konsumen yang membutuhkan pendanaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
"Reaksi pasar yang sangat positif menunjukkan bahwa akuisisi ini dianggap menguntungkan kedua pihak, terutama BTN. Saat ini pasar masih menanti keputusan resmi dari pemerintah, Bank Mandiri dan BTN mengenai akuisisi tersebut," ujarnya.
Analis Danareksa Sekuritas, Eka Savitri dalam risetnya menyatakan, risiko bisnis BTN, terutama KPR bersubsidi cukup tinggi. Hal ini disebabkan pangsa pasar utama KPR ini merupakan segmen berpendapatan rendah. Sehingga ketika terjadi gejolak terhadap suku bunga seperti 2013, dampaknya cukup besar terhadap fundamental BTN.
Reza menambahkan, rencana pemerintah melepas sahamnya di BTN dengan obligasi rekapitalisasi merupakan salah satu opsi terbaik. Selain melibatkan sesama bank milik pemerintah, melalui penggunaan obligasi rekap, modal Bank Mandiri akan tetap kuat, sehingga bisa menopang ekspansi bisnisnya, termasuk meningkatkan dukungan pendanaan ke BTN agar penyaluran KPR ke berbagai segmen pasar semakin besar.
"Penggunaan obligasi rekap dalam transaksi ini juga dapat meminimalisir pandangan BUMN sebagai sumber pendanaan pemilu oleh partai-partai tertentu. Belum lagi beban utang pemerintah juga akan berkurang," tambahnya.
Sejumlah analis menilai lonjakan harga saham BTN di pasar lebih didorong oleh sentimen positif terkait rencana pelepasan saham Bank Perumahan tersebut kepada Bank Mandiri. Sebab secara fundamental kinerja BTN tidak mengalami perubahan signifikan. Sampai 2013 tingkat Non Performing Loan (NPL) 4,05 persen, paling tinggi di antara bank-bank BUMN.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menilai rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri merupakan sebuah langkah yang tepat. Akuisisi BTN, kata dia, dapat meningkatkan penetrasi kredit ke sektor perumahan secara nasional.
Dengan kekuatan pendanaan dan jaringan Bank Mandiri yang sangat besar, akuisisi ini akan memberikan nilai tambah yang besar bagi para konsumen yang membutuhkan pendanaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
"Reaksi pasar yang sangat positif menunjukkan bahwa akuisisi ini dianggap menguntungkan kedua pihak, terutama BTN. Saat ini pasar masih menanti keputusan resmi dari pemerintah, Bank Mandiri dan BTN mengenai akuisisi tersebut," ujarnya.
Analis Danareksa Sekuritas, Eka Savitri dalam risetnya menyatakan, risiko bisnis BTN, terutama KPR bersubsidi cukup tinggi. Hal ini disebabkan pangsa pasar utama KPR ini merupakan segmen berpendapatan rendah. Sehingga ketika terjadi gejolak terhadap suku bunga seperti 2013, dampaknya cukup besar terhadap fundamental BTN.
Reza menambahkan, rencana pemerintah melepas sahamnya di BTN dengan obligasi rekapitalisasi merupakan salah satu opsi terbaik. Selain melibatkan sesama bank milik pemerintah, melalui penggunaan obligasi rekap, modal Bank Mandiri akan tetap kuat, sehingga bisa menopang ekspansi bisnisnya, termasuk meningkatkan dukungan pendanaan ke BTN agar penyaluran KPR ke berbagai segmen pasar semakin besar.
"Penggunaan obligasi rekap dalam transaksi ini juga dapat meminimalisir pandangan BUMN sebagai sumber pendanaan pemilu oleh partai-partai tertentu. Belum lagi beban utang pemerintah juga akan berkurang," tambahnya.
(gpr)