BPJS Ketenagakerjaan raih pendapatan Rp13,6 T
A
A
A
Sindonews.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat pendapatan iuran kuartal I/2014 sebesar Rp5,6 triliun. Hasil ini dari iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK) dan Jaminan Hari Tua (JHT).
Hal tersebut dikatakan Direktur Keuangaan BPJS Ketenagakerjaan, Herdi Trisanto dalam paparan kinerja BPJS Ketenagakerjaan tahun buku 2013 dan perode kuartal I/2014 di Hotel Jayakarta, Bandung, Kamis (17/4/2014) malam.
Menurutnya, meski telah kehilangan satu komponen pendapatan iuran, yakni dari Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Karena telah dialihkan pengelolaannya kepada BPJS Kesehatan per 1 Januari 2014 silam, namun pihaknya tetap mampu mencatatkan pertumbuhan yang positif.
Selain itu, perseroan juga berhasil mencatatkan pendapatan hasil investasi sebesar Rp8,02 triliun pada kuartal I/2014. Sementara pendapatan lain-lain sebesar Rp1,32 juta.
"Dengan demikian, maka BPJS Ketenagakerjaan sepanjang Kuartal I/2014 telah berhasil membukukan total pendapatan sebesar Rp13,6 triliun," kata Herdi.
Dia menjelaskan, pada 2013 BPJS Ketenagakerjaan berhasil membukukan pendapatan iuran sebesar Rp26,65 trilun atau meningkat sebesar 32,94 persen dari pendapatan yang berhasil dibukukan pada 2012 yang hanya sebesar Rp20,05 triliun.
Sementara, untuk pendapatan investasi yang dikelompokkan atas dua jenis yakni, hasil investasi JHT dan hasil investasi non JHT, BPJS Ketenagakerjaan telah berhasil membukukan pendapatan bersih hasil investasi sebesar Rp14,42 triliun sepanjang 2013.
"Hasil investasi itu sudah mancapai 101,74 persen dari target kita untuk akhir tahun 2013. Angka itu telah melebihi RKAP kita di 2013 sebesar Rp14,17 triliun," jelas Herdi.
Dari laporan keuangan yang diterima wartawan, BPJS Ketenagakerjaan sendiri telah berhasil mencatatkan akumulasi pendapatan hasil investasi sepanjang lembaga ini berdiri dengan nilai nominal yang mencapai Rp149,21 triliun.
Hal tersebut dikatakan Direktur Keuangaan BPJS Ketenagakerjaan, Herdi Trisanto dalam paparan kinerja BPJS Ketenagakerjaan tahun buku 2013 dan perode kuartal I/2014 di Hotel Jayakarta, Bandung, Kamis (17/4/2014) malam.
Menurutnya, meski telah kehilangan satu komponen pendapatan iuran, yakni dari Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Karena telah dialihkan pengelolaannya kepada BPJS Kesehatan per 1 Januari 2014 silam, namun pihaknya tetap mampu mencatatkan pertumbuhan yang positif.
Selain itu, perseroan juga berhasil mencatatkan pendapatan hasil investasi sebesar Rp8,02 triliun pada kuartal I/2014. Sementara pendapatan lain-lain sebesar Rp1,32 juta.
"Dengan demikian, maka BPJS Ketenagakerjaan sepanjang Kuartal I/2014 telah berhasil membukukan total pendapatan sebesar Rp13,6 triliun," kata Herdi.
Dia menjelaskan, pada 2013 BPJS Ketenagakerjaan berhasil membukukan pendapatan iuran sebesar Rp26,65 trilun atau meningkat sebesar 32,94 persen dari pendapatan yang berhasil dibukukan pada 2012 yang hanya sebesar Rp20,05 triliun.
Sementara, untuk pendapatan investasi yang dikelompokkan atas dua jenis yakni, hasil investasi JHT dan hasil investasi non JHT, BPJS Ketenagakerjaan telah berhasil membukukan pendapatan bersih hasil investasi sebesar Rp14,42 triliun sepanjang 2013.
"Hasil investasi itu sudah mancapai 101,74 persen dari target kita untuk akhir tahun 2013. Angka itu telah melebihi RKAP kita di 2013 sebesar Rp14,17 triliun," jelas Herdi.
Dari laporan keuangan yang diterima wartawan, BPJS Ketenagakerjaan sendiri telah berhasil mencatatkan akumulasi pendapatan hasil investasi sepanjang lembaga ini berdiri dengan nilai nominal yang mencapai Rp149,21 triliun.
(izz)