Shell berencana ekspansi ke Rusia
Shell berencana ekspansi ke Rusia
A
A
A
Sindonews.com - Royal Dutch Shell Plc (Shell) berencana untuk memperluas proyek minyak dan gas di Sakhalin-2, pulau di Timur Jauh Rusia, karena perusahaan berusaha untuk meningkatkan kehadirannya di pasar energi Asia.
Chief Executive Officer Shell, Ben van Beurden dapat dukungan dari Presiden Rusia Vladimir Putin hari ini dalam pertemuan di kediaman pemimpin Rusia, dekat Moskow.
Putin mendorong untuk menambah rute minyak dan gas Rusia untuk memasok wilayah Asia, untuk membuka keran permintaan dan mengurangi ketergantungan negara pada Eropa. Shell dikelola negara OAO Gazprom, memperluas kapasitas sebesar 50 persen sebelum adanya gelombang baru atas pasokan.
"Kami sangat tertarik untuk mengembangkan posisi kami di Federasi Rusia," kata van Beurden ke Putin hari ini seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (19/4/2014).
Komitmen Shell datang sebagai Uni Eropa dan Amerika Serikat mengancam Rusia dengan meningkatnya sanksi, termasuk terhadap industri energi, sebagai penyumbang terbesar untuk anggaran negara, atas aneksasi Crimea dari Ukraina.
Van Beurden mengatakan, pihaknya dan CEO Gazprom Alexey Miller menyetujui untuk mengambil proyek ke tahap berikutnya pada pertemuan di Sochi, di mana Rusia menjadi tuan rumah Olimpiade musim dingin.
Pada Desember, Miller, Van Beurden, dan Shell membahas penambahan kereta LNG ketiga di Sakhalin, utnuk meningkatkan output dari 10 juta metrik ton menjadi 15 juta ton.
Chief Executive Officer Shell, Ben van Beurden dapat dukungan dari Presiden Rusia Vladimir Putin hari ini dalam pertemuan di kediaman pemimpin Rusia, dekat Moskow.
Putin mendorong untuk menambah rute minyak dan gas Rusia untuk memasok wilayah Asia, untuk membuka keran permintaan dan mengurangi ketergantungan negara pada Eropa. Shell dikelola negara OAO Gazprom, memperluas kapasitas sebesar 50 persen sebelum adanya gelombang baru atas pasokan.
"Kami sangat tertarik untuk mengembangkan posisi kami di Federasi Rusia," kata van Beurden ke Putin hari ini seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (19/4/2014).
Komitmen Shell datang sebagai Uni Eropa dan Amerika Serikat mengancam Rusia dengan meningkatnya sanksi, termasuk terhadap industri energi, sebagai penyumbang terbesar untuk anggaran negara, atas aneksasi Crimea dari Ukraina.
Van Beurden mengatakan, pihaknya dan CEO Gazprom Alexey Miller menyetujui untuk mengambil proyek ke tahap berikutnya pada pertemuan di Sochi, di mana Rusia menjadi tuan rumah Olimpiade musim dingin.
Pada Desember, Miller, Van Beurden, dan Shell membahas penambahan kereta LNG ketiga di Sakhalin, utnuk meningkatkan output dari 10 juta metrik ton menjadi 15 juta ton.
(izz)
Explore More