BI prediksi Kota Denpasar deflasi
A
A
A
Sindonews.com - Seiring datangnya musim panen bulan ini, menyebabkan berbagai komoditas rumahan seperti sayur mayur dan bumbu akan mengalami penurunan harga, sehingga memicu terjadinya deflasi di Bali.
"April ini Kota Denpasar mengalami deflasi (penurunan harga) dengan laju tidak lebih dari -0,1 persen," kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah III Bali Nusa Tenggara, Ananda Pulungan dalam rilisnya di Denpasar, Rabu (23/4/2014).
Prediksi penurunan harga terjadi pada Komodiotas valatile food sejalan masa panen padi subround pertama 2014. Mengacu pada Survei Pemantauan Harga (SPH) pada pekan ketiga April 2014, menunjukkan beberapa komoditas seperti sayuran, dan bumbu mengalami penurunan harga.
Itu sejalan pola inflasi pada April selam enam tahun terkahir. Berdasar catatan BI, sebagian besar komoditas yang mengalami penurunan yaitu harga cabai merah dan cabai rawit yang turun lebih dari 30 persen.
Komoditas lainnya yang mengalami penurunan relatif besar yaitu sawi hijau turun sekitar 27 persen. Sementara harga bayam harganya turun 10 persen. "Kalau hingga akhir april tren penurunan harganya berlanjut maka deflasi melebihi -0,1 persen," imbuhnya.
Berbeda dengan komoditas core inflation dan administered price selama April ini diperkirakan relatif stabil. Stabilnya harga komoditas core inflation karena meredanya tekanan permintaan pada periode pasca nyepi dan low season kunjungan wisatawan.
Masuknya musim panen juga menyebabkan penurunan tekanan harga dibeberapa komoditas utama yang tergolong volatile foods. Menurut dia, untuk faktor pendorong inflasi (upward risk) disebabkan ekpektasi inflasi yang masih berada pada lebel yang tinggi serta kenaikan pajak barang impor dan risiko fluktuasi rupiah yang cukup tinggi.
"April ini Kota Denpasar mengalami deflasi (penurunan harga) dengan laju tidak lebih dari -0,1 persen," kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah III Bali Nusa Tenggara, Ananda Pulungan dalam rilisnya di Denpasar, Rabu (23/4/2014).
Prediksi penurunan harga terjadi pada Komodiotas valatile food sejalan masa panen padi subround pertama 2014. Mengacu pada Survei Pemantauan Harga (SPH) pada pekan ketiga April 2014, menunjukkan beberapa komoditas seperti sayuran, dan bumbu mengalami penurunan harga.
Itu sejalan pola inflasi pada April selam enam tahun terkahir. Berdasar catatan BI, sebagian besar komoditas yang mengalami penurunan yaitu harga cabai merah dan cabai rawit yang turun lebih dari 30 persen.
Komoditas lainnya yang mengalami penurunan relatif besar yaitu sawi hijau turun sekitar 27 persen. Sementara harga bayam harganya turun 10 persen. "Kalau hingga akhir april tren penurunan harganya berlanjut maka deflasi melebihi -0,1 persen," imbuhnya.
Berbeda dengan komoditas core inflation dan administered price selama April ini diperkirakan relatif stabil. Stabilnya harga komoditas core inflation karena meredanya tekanan permintaan pada periode pasca nyepi dan low season kunjungan wisatawan.
Masuknya musim panen juga menyebabkan penurunan tekanan harga dibeberapa komoditas utama yang tergolong volatile foods. Menurut dia, untuk faktor pendorong inflasi (upward risk) disebabkan ekpektasi inflasi yang masih berada pada lebel yang tinggi serta kenaikan pajak barang impor dan risiko fluktuasi rupiah yang cukup tinggi.
(izz)