Unilever catat penurunan laba bersih menjadi Rp1,36 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini mencatat penurunan laba bersih sekitar 4,9 persen menjadi Rp1,36 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,43 triliun.
Laporan keuangan perseroan di keterbukaan informasi BUrsa Efek Indonesia (BEI), Kamis (24/4/2014) menunjukkan bahwa turunnya laba bersih perusahaan dipicu melonjaknya harga pokok penjualan dan sejumlah beban.
Meski penjualan pada akhir Maret tahun ini tercatat naik 15,17 persen menjadi Rp8,73 triliun dari tahun 2012 senilai Rp7,58 triliun, namun harga pokok penjualan juga meningkat 22,49 persen menjadi Rp4,52 triliun dari Rp3,69 triliun.
Selain itu, beban pemasaran dan penjualan naik menjadi Rp1,67 triliun dari Rp1,51 triliun serta beban umum dan administrasi bertambah menjadi Rp668,54 miliar dari Rp493,5 miliar. Adapun penghasilan lain-lain tercatat minus 1,91 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencatat keuntungan Rp54,37 miliar.
Akibatnya, laba usaha perusahaan pada kuartal I/2014 menurun menjadi Rp1,87 triliun dari Rp1,93 triliun di kuartal I/2013. Naiknya biaya keuangan menjadi Rp47,38 miliar dari Rp17,64 miliar ikut menggerus laba UNVR.
Sementara laba bersih per saham dasar perseroan pada akhir Maret 2014 tercatat turun menjadi Rp178 dari periode yang sama 2013 sebesar Rp188 per lembar saham.
Jumlah aset pada kuartal I/2014 meningkat menjadi Rp12,31 triliun dibanding akhir tahun lalu sebesar Rp13,35 triliun. Adapun jumlah utang tercatat menurun menjadi Rp8,7 triliun dibanding Desember tahun lalu Rp9,09 triliun.
Pada perdagangan sore ini, harga saham UNVR berada di level Rp29.275 per saham. Posisi ini terpangkas 700 poin atau 2,34 persen dibanding penutupan perdagangan kemarin di level Rp29.975 per saham.
Laporan keuangan perseroan di keterbukaan informasi BUrsa Efek Indonesia (BEI), Kamis (24/4/2014) menunjukkan bahwa turunnya laba bersih perusahaan dipicu melonjaknya harga pokok penjualan dan sejumlah beban.
Meski penjualan pada akhir Maret tahun ini tercatat naik 15,17 persen menjadi Rp8,73 triliun dari tahun 2012 senilai Rp7,58 triliun, namun harga pokok penjualan juga meningkat 22,49 persen menjadi Rp4,52 triliun dari Rp3,69 triliun.
Selain itu, beban pemasaran dan penjualan naik menjadi Rp1,67 triliun dari Rp1,51 triliun serta beban umum dan administrasi bertambah menjadi Rp668,54 miliar dari Rp493,5 miliar. Adapun penghasilan lain-lain tercatat minus 1,91 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencatat keuntungan Rp54,37 miliar.
Akibatnya, laba usaha perusahaan pada kuartal I/2014 menurun menjadi Rp1,87 triliun dari Rp1,93 triliun di kuartal I/2013. Naiknya biaya keuangan menjadi Rp47,38 miliar dari Rp17,64 miliar ikut menggerus laba UNVR.
Sementara laba bersih per saham dasar perseroan pada akhir Maret 2014 tercatat turun menjadi Rp178 dari periode yang sama 2013 sebesar Rp188 per lembar saham.
Jumlah aset pada kuartal I/2014 meningkat menjadi Rp12,31 triliun dibanding akhir tahun lalu sebesar Rp13,35 triliun. Adapun jumlah utang tercatat menurun menjadi Rp8,7 triliun dibanding Desember tahun lalu Rp9,09 triliun.
Pada perdagangan sore ini, harga saham UNVR berada di level Rp29.275 per saham. Posisi ini terpangkas 700 poin atau 2,34 persen dibanding penutupan perdagangan kemarin di level Rp29.975 per saham.
(rna)